Matahari mulai terbit, ayam berkokok, angin sejuk menyeruak kedalam tulang rusuk. Sinar matahari mulai menyinari kamarku yang setengah terbuka. Alarmku bergetar. Drtttt…drtttt.. drttttt…. Cklek …. (Suara pintu terbuka). “Nak, bangun…. heiii ….kamu gak sekolah?” “Hummm..  iya Bu.” ( suara khas

DOKTER Karya: Maharani Sujana Dokter … Sungguh mulia tugasmu Dokter yang selalu membantu pasien untuk sembuh Tuk bisa menjalani aktivitasnya Kau berpacu melawan waktu Tak peduli peluh membasahi pelipismu Tak peduli lumuran darah yang ada di genggamanmu Kau tetap optimis

Pandemi Karya: Luna Agnia Matahari mulai terbit, ayam berkokok dan angin sejuk menyeruak kedalam tulang rusuk. Sinar matahari mulai menyinari kamarku yang setengah terbuka Alarmku pun bergetar Drtttt…drtttt.. drttttt…. Cklek “Nak bangun, heiii ….kamu gak sekolah?” “Hummm… Iya Bu.” (

Rindu Bangku Sekolah Karya: Winda Aulia Polos Banyak kenangan Banyak makna Belajar dengan tujuan yang sama Mengenal satu sama lain Saling membantu Saling berbagi Saling tolong menolong Sungguh sudah terasa lama Tidak berangkat sekolah Bukan karena malas Belajar bersama –

Corona Sejak engkau datang Kami mengurung diri di dalam rumah Mengunci pintu dan jendela Menutup semua yang terbuka dari rasa takut Corona Engkau mengusir kami Dari kerumunan, jalan-jalan, mall, pasar, dan sekolah. Dan kampus-kampus engkau larang untuk kerumunan Tempat ibadahpun

PANDEMI Karya: Imas Ekawati Aku rindu Merasakan hangat matahari di bahuku Tawa rekan disamping ku saat Menonton video konyol bersama Aku rindu Menatap langit saat senja Menyemburkan berbagai warna Dari atas ojek online Saat mataku kelas sejenak Dari layar bersinar

Selamat Tinggal Corona Karya: Maharani Sujana Corona… Corona… Corona… Tak seindah namamu Kehadiranmu tak diundang Kehadiranmu sungguh meresahkan Kau hadir menebarkan penyakit Kau hadir Membuatku harus terdiam di dalam rumah Membuat kami berjaga jarak Membuat kami berpisah Membuat kami menjadi

Doa Anak Negeri Karya: Maharani Sujana Tuhanku Keadaanku tidak seperti biasanya Nasibku tidak sedamai sebelumnya Tuhanku Aku tahu ini cobaan-Mu Cobaan yang Engkau turunkan diseluruh dunia Di kelam malam anak negeri meratapi Apakah ini akhir segala ilusi menatap masa depan

Corona Engkau adalah penyakit yang melanda negeri ini Sampai orang-orang dinegeri ini Menjadi korban wabah corona Wahai corona Kita tak tahu kau ada dimana Kita tak tahu kau bentuknya seperti apa Tetapi kita hanya tahu kau seorang wabah penyakit Corona

Virus Mematikan Karya: Imas Ekawati Manusia merintih ketakutan Banyak korban berjatuhan Kematian melanda seluruh dunia Tanpa memandang umur dan status sosial Banyak sudah air mata yang menetes Dari kejauhan tanpa bertatap muka tanpa salam perpisahan Awalnya semua dalam kedamaian Awalnya

Corona Virus Karya: Maharani Sujana Bangun tidurku sedikit berdebar tidak seperti biasanya Kau mengacaukan rencana pagiku Kau juga mengacaukan rencana manusia selain diriku Kabar wabahmu yang tersebar di mana-mana Semua orang khawatir karenamu Corona… Kau tak terlihat Namun wabahmu tersebar

Virus Corona Corona kau tak terlihat, kau kecil Namun wabahmu menyebar diseluruh dunia Ribuan jiwa melayang karena mu Seluruh dunia sedang membicarakanmu Semua orang takut denganmu Corona… seluruh dunia sudah kau singgahi Jutaan orang sudah kau jangkiti Kau lebih suka

Indonesia Terkasih Engkau yang dulu tegar perkasa Kini tertunduk lesu dan kelu Dalam Isak terpaksa kau tengadahkan tangan Indonesia terkasih Dalam mimpipun tak ingin melihat Negeri kita seperti ini Mestinya tujuh puluh lima tahun usiamu Semakin mantap langkahmu terayun Tetapi

Ada mereka yang di garis depan Mereka tidak mencari untung Marilah kita membantu mereka Jika saling membantu maka kita berhasil Mereka disana rela menukar nyawa Kita bisa membantu mereka Kita hanya cukup mematuhi perintah saja Marilah kita bersatu melawan covid

Dia datang pada Tahun 2019 Mereka menyepelekannya Dihadapi dengan lelucon garing Dengan kalung sakti Dengan Doa Qunut Dengan diskon wisata Dengan taman komodo Dengan tes berbayar Dengan data palsu Dengan pilkada Dengan omnibus Dengan vaksin berbayar Dengan birokrasi berbelit Dengan

MIMPI ITU, KENYATAAN? Delia Adelia   Malam hari, ketika semua aktivitas Lia sudah terselesaikan. Dia pergi menuju kamar dan duduk di tengah tempat tidurnya. Kemudian dia mengambil sebuah buku yang berada di atas bantal. Sembari selonjoran Lia mulai membaca setiap