Temu   Kau tersenyum, seolah kita dekat. Canda, bincang, dan tawa seperti di ruang kelas saja. Aku mendengar suaramu di balik gawai ini. Menahan rindu ingin temu. Gawai adalah penghubung kita. Kau disana dan aku disini, dihubungkan lewat layar Berharap

Negeriku   Angin bertiup kencang. Meniup semangat persatuan yang hampir hilang. Negeriku, kau dalam bercana. Banyak nyawa  berjatuhan. Banyak acara diberhentikan. Kau harus hidup dengan patuhan. Apakah ini hukuman dari Tuhan Atau hanya adalah sebuah ujian?

Hampir   Pagi ini, datang lagi. Mata yang begitu berat kubuka. Semangat maju yang hampir hilang. Menahan rindu, memotivasi tanpa maju. Semangat pelajar luntur. Hilang dibawa waktu. Mengapa begitu? Kau terlalu lama di sini merengut waktu dan masa kami. Membawa

Datang   Tiba-tiba kau datang. Tanpa berita dan undangan. Kau yang datang membawa derita. Merenggut nyawa tanpa tau orang itu siapa. Meninggalkan luka dalam pada keluarga mereka.

Bencana   Ini bencana! Banyak raga yang berbaring hampir mati. Disiksa penyakit, hingga berharap ini mimpi. Semuanya terhenti. Berpisah dari kebebasan! Dikurung seperti hewan. Karena virus dari Wuhan.

Penentuan   Canda tawa itu hilang. Orang-orang bersembunyi dengan ketakutan. Rintihan tangis, orang yang sedang melawan. Raga yang hampir mati kesakitan. Kita menderita. Kau harus berjarak untuk hidup. Berdiam diri dengan kesepian. Banyak orang berkata, sampai kapan? Mereka lupa, sikap

Seperti   Antara hidup dan mati. Aku berdoa tanpa henti. Akankah aku bisa kembali? Untuk hidup seperti tempo hari? Aku menderita. Kesakitan, seperti hendak dicabut nyawa. Enyah kau, Korona!

Kota Penuh Semangat   Aku dilahirkan di kota ini. Kota yang penduduknya penuh semangat kemenangan. Semangat itu, hangat. Mampu kurasa, di setiap mata yang kutatap. Kota ini, kental dengan ciri khas tak pernah hilang. Semangat maju yang tetap membara, Menjadi

Rela   Layar memenuhi wajahmu. Terbesit rindu lama yang tak terungkap. Berbincang, melawan jarak. Bercanda, membahas materi seperti di ruang kelas. Pak, Bu, aku rindu melihatmu secara dekat. Bermain bersama teman tanpa jarak. Virus itu merenggut. Merenggut waktu, jarak, dan

Ikhtiarku Kupakai kau didepan hidung Kuikat  engkau di telinga Engkau adalah ikhtiarku Lindungi diri ini Dari penyakit corona Ke manapun aku pergi Kau selalu bersamaku Dimanapun ku beraktivitas Kau selalu ada Semua orang berikhtiar denganmu Semua orang memakaimu Semua orang

Guruku Pahlawanku   Pahlawan kehidupan yang memberantas kebodohan Pahlawan dengan sejuta wawasan yang berjuang megajarkan   Sejuta coretan yang kautuliskan Dengan tegap terpahat di papan Sejuta ilmu yang kauajarkan Menyelamatkan banyak masa depan   Jika bukan karena mu, karena siapa

Corona Kau datang dengan tiba-tiba Satu berita tentangmu, menghebohkan seisi dunia Kau siapa, kok mengambil alih inti cerita? Sosok tak bernyawa, tetapi hidup diantara manusia Jabat yang dipatahkan Peluk yang dihapuskan Semua dikurung dalam sangkar berjauh-jauhan Menghindari bertambahnya jumlah korban

  Perihal Ujian Pemberitahuan telah dilontarkan Acuh tak acuh menjadi jawaban Semuanya akan aman Jika karsamu memang menginginkan Akan hadirkah wiyata dari mereka? Jika setengah sudah biasa Haruskah penuhi asa? Ah, seadanya saja! Tak harus membuat orang salut Nanti rendah

Assalamualaikum w.w. Bapak ibu guru hebat dan literat, terima kasih atas kunjungannya ke web lisangbihwa.com Ini media pendidikan untuk kita berbagi ilmu dan unjuk karya. Adalah pilihan yang tepat, ketika bapak ibu memilih untuk bergabung berkontribusi mengirimkan karya tulisnya di

KEAJAIBAN NGEBLOG TIAP HARI   Menulis itu butuh waktu dan keberanian, mulailah menulis tiap hari di blog, walau sedikit lama-lama akan terbiasa dan lancar menuangkan ide dalam penulisannya. Menulis walaupun sedikit-sedikit setiap hari di blog lama-lama bisa menjadi banyak serta

Riuh suara dalam ruang persegi Celotehan yang tak henti Tatkala hanya mereka yang jadi penghuni Ku hampiri Sunyi Senyap Binar mata yang serupa namun tak sama Memandang sejurus berucap salam Hangat terasa bergelora Untaian kata terucap berbalas dengan syahdu bahasa

CARA MEMBUAT BUKU DARI HASIL PTK RESUME TUGAS  KE 2 Hari ke-2 belajar menulis gelombang 12 bersama Om Jay  adalah tentang Menerbitkan buku dari hasil Penelitian Kelas (PTK). Materi ini disampaikan oleh Ibu Hati Nurahayu.S.Pd. Pegiat literasi ini memiliki banyak prestasi.

Senin 1Juni bertepatan dengan hari kelahiran Pancasila Lisangbihwa (komunitas literasi) meluncurkan WEB. Kegiatan ini dikemas cantik melalui video conference atau vicon. Kegiatan jarak jauh ini tidak menyurutkan para pendukung literasi di Kabupaten Subang untuk tetap berada di room webex sampai

https://gemarita.blogspot.com/2020/05/lebaran-yang-luar-biasa.html lebaran kali ini memang luar biasa. Gara-gara wabah corona tidak bisa bebas bersilaturahmi dengan orang-orang di dekatnya bahkan dengan orang-orang yang sangat disayanginya. Silaturahmi jarak jauh yang bisa mengobati rasa rindu dan merekatkan silaturahmi. Video call dari aplikasi WhatsApp

Tahun ini saya diberi keperacayaan oleh kepala SMPN 3 Pagaden  ibu Narwati Sumartini,S.Pd  sebagai koordinator dan penanggungjawab literasi di sekolah. Literasi di sekolah adalah sarana untuk mendidik anak-anak menjadi insan yang literat. Kegiatan ini salah-satu bukti nyata bagi seorang guru