Amanda Tak Suka Ulangan_Ririe Muzizah_SMPN 1 Cisalak

Foto-Ririe.jpeg

Amanda Tak Suka Ulangan

            Hari Senin yang cukup sibuk. Pukul setengah tujuh pagi Amanda dan Caca bersiap menjalankan upacara bendera, ritual wajib di hari Senin. Tidak lupa memakai topi upacaranya, bersiap untuk keluar kelas. Upacara kali ini dipimpin oleh Caca. Sedangkan Amanda menjadi pengibar bendera. Sebenarnya Amanda ingin sekali menjadi pemimpin upacara, tetapi yang terpilih malah Caca.

Bel masuk berbunyi. Upacara telah dilaksanakan. Semua siswa berlarian masuk ke kelas. Tidak lama kemudian Pak Toni wali kelas mereka datang ke kelas. Pak Toni mengumumkan akan dilaksanakan ulangan setiap mata pelajaran. Semua siswa di kelas sangat kaget. Apalagi Amanda dia belum sempat menghapal. Memperhatikan saat guru menyampaikan materi saja jarang apalagi membuka bukunya.

Pak Toni keluar kelas. Semua siswa menyempatkan diri untuk menghafal sebelum Pak Toni kembali. Amanda pun membuka bukunya dan hanya menatapnya saja. Sedangkan Caca membacanya dengan serius. Amanda mengganggunya dengan bernyanyi ke telinga Caca. Caca tidak bisa fokus menghapal. Caca pun berpindah posisi dan menutup telinganya. Ia membaca dengan suara pelan, sampai-sampai tidak ada yang mendengarnya.

Setelah beberapa menit, Pak Toni pun kembali ke kelas dengan membawa lembaran kertas yang berisi soal-soal. Kelas pun terasa hening. Tidak ada suara kecuali hentakan kaki Pak Toni yang berjalan membagikan soal kepada masing-masing siswa. Keringat dingin menyelimuti Amanda. Saat melihat soal tersebut, tangan Amanda menjadi gemetar. Soal yang diberikan menurutnya pun sangat susah. Dia menelan ludah. Lalu Amanda melirik Caca yang sedari tadi mengerjakan soal.

“Ca, kamu kok setenang itu sih?” tanya Amanda.

“Makanya kalo guru nerangin perhatiin, jadinya gak bisa ulangan,” jawab Caca berbisik.

“Huh!” Amanda melotot pada Caca.

Setelah satu jam, Pak Toni menyuruh semua soal dan jawaban dikumpulkan ke depan. Pak Toni memanggil Caca ke depan.

“Caca, kesini sebentar!” pinta Pak Toni.

“Iya Pak,” jawabnya sambil menghampiri Pak Toni.

“Caca bantu Bapak periksa hasil ulangan, yang lain kerjakan tugas halaman lima belas sampai halaman dua puluh!” perintah Pak Toni.

“Kalo Caca gimana Pak?” tanya Caca.

“Caca nanti aja, bantuin Bapak dulu,” jawab Pak Toni.

Amanda memasang wajah kesal. Pak Toni guru yang pilih kasih, pikirnya.

Bel istirahat berbunyi. Amanda mengajak Caca ke kantin. Caca langsung mengangguk karena sudah sangat keroncongan. Perut Amanda pun sudah berbunyi. Mereka berlari menuju kantin. Lalu memesan semangkuk bakso dan teh manis.

Tak lama Amanda dan Caca segera masuk ke kelas. Di sana ternyata sudah ada Pak Toni. Mereka pun bergegas duduk. Pak Toni mengumumkan hasil ulangan tadi. Nilai yang di bawah KKM akan mengikuti remedial. Amanda termasuk orang yang nilainya di bawah KKM. Sedangkan Caca mendapatkan nilai yang sempurna, tidak ada jawaban yang salah. Jantung Amanda berdebar kencang. Sampai-sampai Caca pun bisa mendengarnya. Namun, bel sudah berbunyi. Amanda menjadi sangat tenang, karena mereka akan pulang dan remedial pun tidak jadi dilaksanakan. Ternyata pendapat Amanda salah. Pak Toni tetap melaksanakan remedial. Sedangkan yang nilainya di atas KKM dipulangkan. Amanda sangat kesal pada Pak Toni. Caca pun keluar kelas, dan melambaikan tangannya pada Amanda.

“Semangat remedialnya Amanda!” Caca menyemangati.

“Huh! Caca sombong, mentang-mentang nilainya bagus,” ucap Amanda dalam hati.

Siswa yang mengikuti remedial ada sepuluh orang. Mereka duduk sendiri-sendiri agar tidak ada yang mencontek. Pak Toni memberi mereka kesempatan untuk menghafal selama sepuluh menit. Amanda langsung membuka bukunya. Setelah selesai menghafal, Pak Toni membagikan soal remedialnya. Amanda berharap soal remedial ini sama dengan yang tadi. Ternyata dugaan dia kali ini benar. Amanda mengerjakannya dengan sangat serius. Setelah selesai Amanda pun diperbolehkan pulang.

Keesokan harinya, cuaca pagi hari diguyur hujan yang sangat deras. Amanda menunggu hujan itu reda, tetapi malah makin deras. Amanda pun memutuskan untuk pergi ke sekolah, karena takut terlambat.

Di sekolah terlihat Caca sedang berjalan menuju kelas sembari memegang payung. Amanda yang baru turun dari angkot langsung memanggilnya. Caca pun menghampiri Amanda. Mereka pun pergi ke kelas bersama.

Bel masuk berbunyi. Namun Pak Toni belum juga masuk ke kelas. Amanda berpikir hari ini Pak Toni tidak akan masuk kelas dikarenakan hujan deras. Amanda pun memutuskan untuk pergi ke kantin bersama teman-temannya. Namun Caca dan Rani tidak ikut ke kantin, karena hari ini mereka membawa bekal. Kini di kelas hanya ada mereka dan beberapa siswa laki-laki. Amanda pun pergi tanpa Caca.

Jam menunjukan pukul 08.00. Caca baru saja selesai makan bekalnya. Tiba-tiba ada yang membuka pintu kelas. Caca kaget dan langsung membereskan kotak bekalnya. Ternyata Pak Toni, dengan membawa lembar kertas remedial siswa kemarin. Pak Toni heran, mengapa siswanya hanya sedikit.

“Ini yang lain kemana? Kok cuman ada tasnya aja?” tanya Pak Toni.

“Ke kantin Pak,” jawab Caca.

“Loh kok ke kantin, kan belum waktunya istirahat?” Pak Toni heran.

“Gak tahu Pak,” jawab siswa yang lain.

“Ya udah sekarang kalian kerjakan tugasnya saja dulu,” ucap Pak Toni.

Bel waktu istirahat berbunyi Kantin sudah dipenuhi oleh banyak siswa. Amanda memutuskan untuk pergi ke kelas melihat Caca, teman yang lain pun ikut ke kelas. Sesampainya di kelas, Amanda sangat terkejut karena Pak Toni ada di kelas sedang duduk sambil memeriksa hasil remedial kemarin. Amanda dan teman lainnya bergegas duduk.

“Loh ngapain ke kelas?” tanya Pak Toni.

“Ma-mau belajar Pak,” jawab Amanda terbata-bata.

“Sekarang kalian kerjakan tugasnya, harus selesai sebelum bel masuk!” perintah Pak Toni.

Pak Toni mempersilahkan Caca dan Rani untuk pergi istirahat. Mereka pun pergi ke kantin. Sedangkan yang lain tetap di kelas saat istirahat. Amanda sangat kesal kepada Pak Toni. Dia pun malah menggambar di buku tulisnya.

Bel masuk berbunyi. Caca dan Rani segera masuk ke kelas. Caca pun duduk disebelah Amanda. Namun Amanda terus menunduk dan menempelkan kepalanya di meja. Caca melihatnya dari bawah. Ternyata Amanda tertidur. Tugasnya pun belum sempat dia kerjakan. Pak Toni menghampiri mejanya. Menepuk-nepuk tangan Amanda dengan pelan.

“Amanda?” Pak Toni menepuk-nepuk tangannya.

“Amanda kayaknya tidur Pak,” ucap Caca.

“Coba ambil bukunya, sudah selesai belum tugasnya?” tanya Pak Toni.

“Tugas menggambar donat Pak?” Caca bertanya balik sambil menyodorkan buku tersebut.

“Loh kok malah ini sih?” Pak Toni bingung.

Pak Toni langsung berteriak dan Amanda pun terbangun. Amanda mengusap mata merahnya. Dan langsung berdiri karena kaget Pak Toni memegang bukunya. Pak Toni pun menghukum Amanda karena tidur di dalam kelas dan tugasnya pun belum dia kerjakan. Pak Toni memberi hukuman dengan memberikannya tugas tambahan.

Bel pulang berbunyi. Amanda sangat pusing dengan tugas-tugas yang Pak Toni berikan. Caca tau kalau Amanda tidak pernah memperhatikan dan jarang mencatat materi di kelas. Caca ingin membantunya. Caca pun mengajak Amanda belajar bersama di taman, sambil mengerjakan tugasnya. Namun Amanda tidak mau dan dia bilang tidak akan mengerjakan tugas tersebut. Caca tetap memaksa Amanda untuk belajar bersama. Amanda pun menyerah dan setuju belajar bersama.

Sesampainya di rumah, Amanda segera bersiap-siap untuk pergi ke taman belajar bersama Caca. Lalu dia pun bergegas pergi ke taman. Terlihat disana sudah ada Caca menunggu sembari membaca novel dan memakan camilan kesukaannya. Amanda berjalan mengendap-ngendap mendekati Caca. Amanda berencana untuk mengagetkan sahabatnya itu. Namun Caca sudah tau akan kedatangan Amanda, karena bayangannya jelas-jelas terlihat. Kali ini Amanda gagal mengagetkannya.

Amanda pun duduk disebelah Caca. Lalu mengeluarkan buku tulisnya dari dalam tas. Amanda juga mengeluarkan ponselnya. Caca mengira dia akan mengerjakan tugas. Ternyata dia malah memainkan ponselnya. Caca mengambil ponsel dari tangan Amanda.

“Apaan sih Ca?!” Amanda kesal.

“Katanya mau belajar, malah mainin ponsel,” ucap Caca.

“Males ah, kamu aja sendiri yang belajar, aku temenin. Sini ponselnya,” Amanda mengambil ponselnya kembali.

“Nanti aku laporin Pak Toni nih,” ancam Caca.

“Ya udah tunggu bentar, tanggung nih,” ucap Amanda.

Caca menunggu Amanda selesai bermain ponselnya. Caca pun lanjut membaca novelnya. Lalu mengambil camilan dari dalam tasnya dan memakannya sembari menunggu Amanda.

Caca ingin tau kenapa Amanda terlihat sangat malas mengerjakan tugas yang diberi Pak Toni. Caca pun menanyakannya akan hal itu.

“Amanda, kenapa males ngerjain tugasnya?” tanya Caca.

“Karena itu tugas dari Pak Toni,” jawab Amanda.

“Emang Pak Toni kenapa?” tanya Caca bingung.

“Pak Toni nyebelin banget. Ngasih ulangan mulu. Aku gak suka!” ucap Amanda kesal.

“Amanda, ulangan melatih seberapa pahamnya kita tentang pelajaran itu. Seharusnya kamu bersyukur karena kamu lantas bisa mengukur kemampuan kamu sendiri. Lagi pula, gak jadi beban kalau saat guru nerangin di kelas kamu benar-benar memperhatikan dan mengerti, karena membaca ulang sebentar saja pasti kamu ingat. Jadi sebelum kamu merasa tersiksa dan terbebani dan malah membenci guru kamu, lebih baik kamu berjaga-jaga dengan eksta perhatian saja di kelas,” Caca mencoba menasehati Amanda.

Amanda menghentikan jemari tangannya yang sibuk dengan ponselnya. Ia pun termenung. Ucapan Caca memang benar. Amanda sadar bahwa kelakuannya memang sangat salah. Ia benci setiap kali diberikan ulangan dan malah membenci guru karena kerap memberinya tugas dan ulangan. Ia pun sadar guru adalah orang yang memberinya ilmu dan tak seharusnya ia bersikap demikian. Ia pun berjanji akan menjadi siswa yang lebih baik lagi.

***

(Visited 50 times, 1 visits today)

2 thoughts on “Amanda Tak Suka Ulangan_Ririe Muzizah_SMPN 1 Cisalak

Tinggalkan Balasan