Julia Shalma_TERAKHIR KALINYA_SMPN 3 Subang

Julia-Shalma.jpeg

TERAKHIR KALINYA

Virus covid-19 ini menyebar sangat cepat di Indonesia. Entah pemerintah yang lambat menangani virus ini, entah kedatangan virus covid-19 ini yang sangat mendadak. Karena virus ini semua sekolah di Indonesia terpaksa dilakukan secara daring. Sebagian siswa senang dengan sekolah daring, sebagian siswa tidak senang dengan sekolah daring ini. Ini adalah kisah Mark dan teman-temannya selama covid-19 di rumah.

9 Maret 2020

“Woi semua, hari ini jamkos karena guru – guru ada rapat dadakan.” Ucap sang ketua kelas Rendi.

Sontak pengumuman itu membuat semua siswa dan siswi di kelas bersorak senang.

“Kantin yuk Mark.” Ajak Chandra teman Mark.

“Ayo, beli bakso mang Abdul.” Ucap Mark.

Sesampainya di kantin.

“Hei Mark, Chandra sini.” Panggil Rendi dan Doyi.

Mark dan Chandra pun menghampiri meja Rendi dan Doyi di tempat bakso mang Abdul.

“Kalian sudah  pesan?” tanya Rendi.

“Belum lah orang baru dateng.” Ucap Mark.

“Oh iyaa, hahahaha.

Lalu Mark memesan bakso “Mang Abdul pesen bakso 2 porsi dimakan disini.”

“Siap Mark” Ucap mang Abdul.

Tak lama bakso pun datang, dan mereka langsung memakannya.

“Eh iya kira – kira guru rapatin apa ya?” Tanya Chandra.

“Denger – denger si tentang virus covid-19 di China yang udah nyebar ke beberapa negara termasuk Indonesia.” Ucap  Doyi.

“Seberapa bahayanya ya covid-19 itu?” Tanya Mark.

“Aku pernah baca berita, katanya virus covid-19 ini bisa bikin orang kejang-kejang dan di beberapa negara banyak orang yang meninggal dunia karena virus covid-19 ini.” Ucap Rendi panjang lebar.

“Aduh ngeri juga ya, semoga di Indonesia kasus covid-19 ini tidak terlalu parah ya.” Ucap Doyi.

“Aamiin.” Ucap Rendi, Mark ,Chandra berbarengan.

Tiba-tiba terdengar suara guru dari pengeras suara.

“Anak-anak kelas 7, 8, 9 harap untuk berkumpul di lapangan, dikarenakan akan ada pengumuman dari bapak kepala sekolah.”

Sontak seluruh siswa siswi kelas 7, 8, 9 langsung berkumpul di lapangan. Setelah seluruh siswa siswi berkumpul di lapangan, tak lama bapak kepala sekolah datang dan berdiri di hadapan seluruh siswa siswi sekolah.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Ucap bapak kepala sekolah.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Ucap seluruh penghuni sekolah.

“Baik anak-anak bagaimana kabar kalian semua? Bapak harap kalian baik ya. Kehadiran bapak di hadapan kalian ingin menyampaikan bahwa 4 hari kedepan kalian belajar di rumah dan tanggal 13 nanti kalian masuk kembali, hal itu dikarenakan semua guru akan mengadakan rapat di dinas pendidikan untuk membahas covid-19 yang sudah masuk di Indonesia ini. Sekarang kalian boleh pulang ke rumah, sekian dari bapak Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Ucap Kepala sekolah panjang lebar.

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Ucap seluruh siswa dan siswi. Kemudian siswa dan siswi langsung kembali ke kelas untuk mengambil tas.

“Mark, Chandra, Doyi, ke KFC yuk mumpung pulang cepat.” Ajak Rendi.

“Ayoo!.” Ucap Mark, Chandra, Doyi berbarengan.             

Sesampainya di KFC mereka langsung memesan makanan dan memilih kursi yang masih kosong.

“Rendi, guru ada nitipin PR ke kamu ga?” Tanya Doyi.

“Gaada deh, soalnya tadi langsung di pulangin.” Jawab Rendi.

“Oh gituu.” Ucap Doyi.

Dan seterusnya mereka berempat lanjut mengobrol seputar sekolah mereka. Empat hari kemudian, Mark dan ketiga temannya sedang bermain bola bekel di kelas, karena lagi-lagi guru sedang rapat.

“Woi Doyi, kamu udah kalah jangan curang!” Ucap Chandra kesal.

“Iya-iya nih” Doyi menyerahkan bola bekelnya pada Chandra.

“Eh udahan yuk bosen nih.” Keluh Mark.

“Iya bener, mending ke kantin yuk beli mie ayam budhe.” Ajak Rendi.

“Oke ayo pergi” Ucap Chandra.

Saat di kantin mereka segera memesan mie ayam dan langsung duduk di meja yang disediakan di Budhe tukang mie ayam.

“Mie ayam Budhe mah gaada yang ngalahin enak banget.” Ucap Doyi.

“Aduh Doyi mah bisa aja.” Ucap Budhe.

Setelah itu terdengar suara guru lagi di pengeras suara.

“Anak-anak ayo berkumpul lagi ke lapangan, sekarang.”

Semua siswa dan siswi kelas 7, 8 , 9 langsung menuju lapangan. Tak lama Bapak kepala sekolah datang ke lapangan dan berdiri di depan semua siswa dan siswi.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, oke anak-anak maaf bapak mengganggu waktu kalian, pertama-tama kita ucapkan puji syukur kepada Allah swt karena kita bisa berkumpul disini kembali. Jadi tujuan bapak mengumpulkan kalian kembali di lapangan adalah untuk memberi tahu bahwa covid-19 telah menyebar luas ke berbagai kota di Indonesia, kalian pasti tahu kan apa itu covid-19? Kalau tidak tahu biar bapak jelaskan, jadi covid-19 ini adalah virus semacam flu tapi gejalanya bermacam-macam seperti, flu, batuk, dan demam, virus ini tidak bisa dianggap remeh karna virus ini bisa jadi virus yang mematikan jika semakin parah. Jadi kalian dikumpulkan disini untuk diberi tahu bahwa selama covid-19 ini kalian belajar dirumah atau PJJ(pembelajaran jarak jauh) agar virus-19 ini tidak menyebar terlalu luas. Maka dari itu pemerintah memberikan himbauan untuk kalian semua agar mematuhi aturan selama covid-19 ini seperti memakai masker saat akan keluar, jangan berkumpul atau nongkrong, selalu memakai hand sanitizer setelah memegang benda dari luar rumah, Sekian dari bapak sekarang kalian boleh pulang.” Ucap Bapak kepala sekolah panjang lebar.

Seluruh siswa langsung bergegas ke kelas dan mengambil tas untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Hey kalian mau langsung pulang?” Tanya Mark pada Rendi, Chandra , dan Doyi.

“Iya deh mamahku sudah jemput di depan sekolah” Ucap Rendi.

“Oh gitu, oke deh kita langsung pulang sampai ketemu nanti ya.” Ucap Mark dan diangguki Rendi, Chandra, dan doyi.

 

|~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~|

 

Sesampainya di rumah Mark langsung membersihkan diri dan duduk di ruang tengah untuk menonton tv bersama papah dan mamahnya.

“Pemirsa di rumah covid-19 ini kembali bertambah, pemerintah menghimbau  masyarakat agar tetap di rumah dan tidak berkerumun di luar rumah.”

“Tuh Mark kamu jangan keluar rumah kalau gaada hal penting.” Ucap papah Mark.

“Iya pah.” Ucap mark.

Drttt….Drttttt….

Terdengar suara telepon yang berasal dari ponsel Mark, lalu Mark mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon, ternyata telepon grup dari ketiga temannya.

“Hei Mark, kita bertiga besok ada rencana untuk ke cafe Toriida kau mau ikut?” Ucap Rendi.

“Tapi aku tidak boleh keluar sama papah ku.” Ucap mark

“Kau bilang saja mau kerja kelompok di rumahku” Ucap Doyi

“Wah ide bagus, oke deh aku ikut.” Ucap Mark

“Oke sampai bertemu besok.” Ucap Chandra

Mark menutup teleponnya lalu masuk ke kamar untuk tidur.

Keesokan harinya.

“Mah aku berangkat ya, ada kerja kelompok di rumah Doyi.” Ucap mark.

“Baiklah, jangan lama – lama.” Ucap Mamah Mark.

Sesampainya di cafe Torida, Mark mengobrol dengan ketiga temannya tanpa menaati peraturan yang diperintahkan pemerintah.

Lima jam kemudian, Mark dan teman-temannya sudah pulang dari 4 jam yang lalu, dan Mark mengalami gejala demam dan pilek. Mamah dan Papah Mark khawatir putranya kenapa-napa jadi langsung bergegas mengantarnya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Mark diperiksa dan dirapid test, Saat hasilnya keluar Mark langsung di bawa ke ruangan isolasi karna Mark reaktif covid-19. Orang tua Mark disuruh pulang ke rumah untuk isolasi mandiri. Ternyata di ruangan isolasi itu ada ketiga temannya yang sama-sama reaktif covid-19.

Dua minggu kemudian, hari ini mereka berempat di bebaskan dari ruang isolasi karna sudah negatif covid-19. Selama mereka di rumah sakit mereka jadi tahu seberapa kerasnya petugas medis berjuang menangani pasien-pasien covid-19 ini, bahkan petugas medis hanya tertidur selama dua jam tiap harinya, mereka bertiga jadi menyesal telah mengabaikan peraturan dari pemerintah untuk tidak nongkrong di cafe-cafe.

Ini terakhir kalinya deh kita mengabaikan peraturan dari pemerintah, dan sudah seharusnya kita bisa menghargai pengorbanan tenaga medis di rumah sakit.” Ucap Mark pada teman-temannya.

“Iya bener, nyesel banget mengabaikan peraturan pemerintah. ” Ucap Doyi

“Nyesel juga kita telah berbohong kepada orangtua kita, dan berakhir kita kena covid-19” Ucap Rendi.

“Iya tuh, kita kena karma upss hahahhaa.” Ucap Doyi sambil tertawa.

“Yasudah kita jadikan apa yang terjadi sebagai pembelajaran agar kedepannya kita lebih dewasa dalam bertindak.” Ucap Rendi.

“Yaudah yuk pulang.” Ucap Chandra.

Mereka berempat pun pulang ke rumah masing-masing.

(Visited 39 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan