Penjaga Malam
Sudah seminggu setalah karantina kasus Covid-19, Aldo masih disibukkan oleh tugas sekolahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, namun Aldo masih asyik di depan laptopnya. ‘kreett’ suara pintu kamar dibuka.
“Aldo kamu belum tidur?” tanya Rita ibu Aldo.
“Belum Ma, nanggung dikit lagi,” jawab Aldo.
“Udah lanjut besok aja, udah malem gak baik begadang,” perintah ibunya.
“Iya Maa,” balas Aldo sambil menutup laptopnya dan bergegas ke tempat tidur.
Malam makin larut, Aldo sudah terlelap dalam tidurnya. Hingga sesuatu menyentuh kulit Aldo yang membuatnya terbangun. Aldo melihat ke sekelilingnya namun ia tak melihat siapa pun di kamarnya selain dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk kembali tidur, ya mungkin tadi hanya perasaannya saja pikir Aldo.
Keesokan paginya, Aldo menemukan bercak darah dilantai dekat tempat tidurnya. Tanpa pikir panjang, Aldo membersihkan darah itu dengan tisu. Aldo menuruni anak tangga menuju lantai satu, ia melihat ibunya menutup telepon.
“Telpon dari siapa Ma?” tanya Aldo, seraya memakan sarapan paginya.
“Papamu, katanya gak jadi pulang minggu ini,” jawab Rita.
Ya begitulah, Aldo hanya tinggal berdua dengan ibunya, karena ayahnya bekerja di salah satu Rumah Sakit di kota Subang. Apalagi dengan kondisi seperti ini, tentu saja menjadi alasan Ayahnya yang berprofesi dokter itu tidak pulang.
Setelah selesai sarapan, Aldo melanjutkan rutinitasnya belajar online. Malam pun tiba, seperti biasa Aldo masih di depan laptopnya, dan seperti biasa pula pukul 9 Aldo berbaring di tempat tidurnya.
Seperti malam sebelumnya Aldo mengalami kejadian yang sama persis, begitu pun pagi harinya. Sudah hampir empat hari Aldo mengalami kejadian itu, merasa aneh Aldo memutuskan untuk tidak tidur malam ini.
Aldo memainkan handphone-nya agar ia tetap terjaga. Waktu menunjukkan pukul satu dini hari, namun tak terjadi apa pun, Aldo bahkan tidak mengalami apa pun. Hingga ia melihat ke jendela, Aldo melihat ada sosok wanita tua, sedang berjalan dari luar jendela. Wanita tua itu menatapnya dan tersenyum padanya, dan perlahan wanita tua itu mulai berjalan ke arahnya, Aldo tak menemukan keanehan apa pun saat ia tersadar bahwa, kamarnya berada di lantai dua. Tak mungkin ada orang yang bisa berjalan di luar sana, dan hal yang lebih mengejutkan lagi wanita tua itu tidak berjalan melainkan melayang.
Aldo mulai merasakan bulu kuduknya berdiri, keringat dingin mulai bercucuran di sekujur tubuhnya. Kini Aldo menyadari sosok itu tak hanya tua, tapi memiliki wajah yang mengerikan, salah satu bola matanya terlepas dan masih tergantung dengan syaraf-syaraf mata lainnya, setengah wajahnya hancur dan kukuk-kukuknya yang panjang mulai mengetuk jendela kamar Aldo.
Sontak Aldo menutup mata dan telinganya ketika wanita tua itu menjerit dengan keras. Tiba-tiba saja Aldo mendengar bentakan seseorang.
“Jangan ganggu kehidupan cucuku!” bentak seorang kakek tua.
Aldo melihat ke arah si kakek, terdapat luka cukup besar di lengan kakek itu, dan darah segar menetes dari sana. Aldo menyadari bahwa sosok yang selalu membuatnya terbangun tengah malam adalah si kakek, dan darah yang selalu ia temukan di pagi harinya adalah darah dari lengan si kakek yang terluka.
Wanita tua itu sudah pergi, kini tinggal Aldo dan Kakek tua yang berada di kamar itu. Mereka berdua tak mengucapkan sepatah kata pun, hingga kakek itu mulai berbicara.
“Maaf jika kakek terus membangunkanmu di tengah malam, jika nanti wanita tua itu muncul kembali usir saja dia tidak akan pernah bisa masuk!” pesan sang kakek tua.
Di pagi harinya Aldo terbangun, kepalanya agak sedikit pusing. Aldo kembali mengingat kejadian tadi malam, saat ini Aldo menyadari kenapa si kakek tua terus mengunjunginya tiap malam, dan membuatnya terbangun tepat pada tengah malam. Sebabnya tepat pada pukul satu dini hari akan ada wanita tua itu yang akan mengetuk-ngetuk jendela kamar Aldo, dan jika Aldo terbangun maka wanita tua itu berhasil masuk ke dalam kamarnya dan akan selalu mengganggu kehidupannya.
Kakek tua itu membangunkannya tepat satu jam sebelum wanita tua itu muncul agar Aldo kembali tidur dengan lelap tanpa menghiraukan sekelilingnya, dan kakek tua itu akan tetap berada di sana untuk mengusir wanita tua.
Ada sesuatu hal yang menarik dari dalam diri Aldo sehingga wanita tua itu berusaha untuk berada dekat dengan Aldo. Apa pun itu ia sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan si kakek.
TAMAT