Mutiara Hati Oleh : Nipa Nurazizah Sukma yang tersenyum Melihat mutiara hati Begitu mulia dirimu Begitu banyak jasa kaulakukan Tak bisa kubalas jasamu Kaubagai mutiara hati Bagi aku buah hatimu Yang selalu bersinar dalam kegelapan Selalu ,emerangi di malam kelam

Mentari di Balik Awan Oleh : Nipa Nurazizah Mentari di balik awan Cemerlang dirimu terhalang Walau redup Kautetap memberi sinar Berkat hadirmu… Kutahu banyak hal kutahu nilai positif kaurela tinggalkan orang tersayang Demi siswamu.. Kaurela melewati jalan berliku Demi muridmu

Langit yang Bersinar Oleh : Nipa Nurazizah Langit mendung Kembali ceria disapa mentari Mengurai kekalutan rasa Serasa kaesejukan embun pagi Engkaulah insan mulia Kedatanganmu sungguh bermakna Hatimu nan jernih Sejernih mata air Engkaulah malaikatku Engkaulah orang tua keduaku Begitu mulia

Kota Setumpuk Rindu Oleh : Nipa Nurazizah Senja yang memerah Akan kembali menghampiri Tak serupa titian bidadari Tak pernah tepati janji Rerumputan telah menghijau Daun riang menari Bunga bersorak gempita Bertasbih atas cipta-Mu Kotaku nan indah Kukantongi setumpuk rindu Memanjakan

Curug Masigit Oleh : nipa nurazizah Gemercik air Menawarkan kesegaran Mengupas setumpuk penat Yang singgah di raga umat Curug Masigit Penawar keindahan alami Meraih para wisatawan Untuk bercengkrama dengannya Curug masigit Hiasan Pasanggrahan Penyejuk rasa Menebar aroma wangi alam Ah,…

Cita-Cita Oleh : Nipa nurazizah Guru, Itulah yang kucita-citakan Itulah impianku Masa yang akan datang Guru yang selalu kuimpikan Karena guru mengajarkan banyak hal Kutahu semua hal berkat dirinya Tak terbayang jika tanpanya Bagaimana nasib anak-anak Indonesia Bagaimana masa depan

Buana Oleh : Nipa Nurazizah Mentari tenggelam di cakrawala Di ufuk timur gemintang menghiasi langit Sukma menangis Satu episode telah berlalu Buana telah menua Buana memikul lelah Karena dihuni kaum sekarah Ayo kita dekati kebaikan! Agar buana tak cepat musnah

Tepian Mimpi Di sudut Subang kota Berjalan sendirian Melihat gelandangan Sangat menyedihkan Di seberang sana Manusia buncit dengan dasinya Tertawa ria di susur kolam Tak nampak mimik muram Sejenak berhenti Kurenungi diri Akan dibawa ke mana raga ini? Mustahil pada

Dunia Baru Dinamika hidup masa kini Melelahkan, menyengsarakan Pasalnya Alat perang menyesakkan Harus dikenakan Paman tua Serangkap tanggung jawab di pundak Dengan letih yang akut Terpapah Merangkai nyawa anak dan istri Orang-orang terjangkit Yang tak mampu Disuguhkan: Tes berbayar Vaksin

  Keladi Syifa Namanya  Syifa Amalia. Dia yatim saat umurnya masih 3 tahun, saat itu ayahnya kecelakaan saat berangkat ke pasar untuk berdagang. Dan menjadi piatu saat berumur 5 tahun karena ibunya sakit keras. Syifa  tinggal bersama neneknya. Sekarang Syifa

BELAJAR MELALUI DARING    OLEH:  NISA AULIA   Pendidikan sedang goyah Para murid tidak bisa sekolah Masa depan sangat parah Kehidupan pun menjadi tak tentu arah   Oh Negriku…. Kenapa sekarang menjadi begini Apa-apa serba mandiri Sekolah  pun seperti  tak

Aku Telah Berubah Oleh: Yostra Fauzan Zulfan   Hai, namaku Gery, umurku 15 tahun. Kini aku harus pindah sekolah karena aku dikeluarkan dari sekolah lamaku. Aku termasuk murid yang pintar di sekolah lamaku. Tetapi aku mempunyai kebiasaan buruk, yaitu suka

Warga Subang Saling menyapa, Menebar manis buah delima Menerapkannya dalam senyuman Menjadi ciri khas warga Subang Rasa pilu dalam sukma Tak dijadikan alasan tuk tidak bercengkrama Menjadi bagaskara Di tengah sunyinya kesenyapan Kicauan burung mengepak sayap di angkasa Menambah riang

Sang Pencerah Karya : Syifa Naura Nazifa Tersenyum dalam diam Namun penuh gelora Berkomitmen dalam realita Melenyapkan segala kenetapan umat Kau hadir di tengah kejamnya peradaban Memprioritaskan fasilitas akhlak Menebar kalam penuh makna Walau hanya satu ayat Saat gemintang benderang

Sang Ksatria Karya : Syifa Naura Nazifa Berbaris beriring Menelusuri labirin kota Bergegas melenyapkan onar Merenggut hara hara Desing Detiran senjata mematikan Menembus gendang telinga Tanda murka sang ksatria Melindas habis angkasa Lautan darah pembahasi kota Diterkam senjata ponggawa Binasalah

Sang Kekasih Karya : Syifa Naura Nazifa Terlahir dijuluki yatim Mengais pilu dalam sanubari Mencampakan insan-insan penuh dengki Merangkai hidup bersama Ummi Dikala melontarkan Kalam-Nya Diterjang segudang rintangan Namun, api semangat tak kunjung padam Dalam menyebarkan dinnul Islam Wahai kekasihku

Rumah Kedua Karya : Syifa Naura Nazifa Embun pagi berkilau Mentari perlahan menghangatkan Merenggut kantuk melebarkan sukma Sederhana , namun amat memesona Pondok , rumah keduaku Penjara suci Nusantara Penenun asa hari kemudian Menjadi sejarah lahirnya pakar – pakar mumpuni

Nestapa ( Semua peristiwa pasti ada hikmahnya) Karya :Syifa Naura Nazifa Ternyata, Tak semua peristiwa berujung petaka Ada masanya, Si pembawa kemalangan Mewariskan hikmah Terlihat ketika dirinya tersenyum diam Melihat penghuni kota merasa aman Namun, dia juga tertawa pingkal Akan

Merindu (Karya : Syifa Naura Nazifa) Hari berlalu begitu sendu Mendekap mentari di ufuk kalbu Mananti datangnya hari penuh makna Namun, Semuanya t’lah tertikung Virus teramat rakus Tiba-tiba menerjang buana Menghalau surya Tuk bertemu gemintang Jeritan penghuni jagat memilukan Tak

Mengurai Takdir (Karya : Syifa Naura Nazifa) Lika – liku sejarah Hiruk piruk penuh tanya Kini menyelimmuti keluarga cemara Terlahir gadis nan jelita Menjemput takdir tak disangka Memporakporandakan sel – sel kehidupan Menjadi insan penuh bencana Setetes air mata menjadi

COVID-19 Oleh Syahla Azzahra Maharani   Corona virus disease 2019 Virus yang kini melanda dunia Menyebar melalui saluran pernafasan dan mulut Membuat semua orang merasa gelisah akan kehadirannya   Pemerintah tak tinggal diam Vaksin segera dicari Mengurangi aktivitas diluar rumah

CURUG AGUNG Oleh Syahla Azzahra Maharani     Tersaji pemandian air panas Dengan gunung yg menjulang tinggi Batu batuan yang tersusun rapih Airnya pun yg begitu jernih Tempat ini dinamakan curug agung   Membuat siapa saja yg melihatnya akan terpesona

STAY AT HOME Oleh Syahla Azzahra Maharani       Walau kini tak bisa kemana mana Siswa siswi tak bisa ke sekolah Ayah tak bisa juga bekerja di luar Hanya dengan bantuan Gadget Kita bisa berkomunikasi     Semua itu

MENYAYANGI TANPA AKHIR Oleh Syahla Azzahra Maharani   Guru Engkau bagai pelita hidupku dalam kegelapan Memecahkan keheningan sunyi di hatiku Tutur kata mu penuh dengan makna Tanpamu jadi apa diriku kelak di masa depan   Guru Walau aku sering membuatmu

KEBUN TEH CIATER Oleh Syahla Azzahra Maharani     Hamparan teh hijau yg luas Sejuknya udara di pegunungan Sinar mentari yang  tidak terlalu terik Serta keindahan alami dan keasrian alamnya Menjadikan kebun teh ciater Semakin mempesona Ditambah penuh dengan orang

PANDEMI Oleh Syahla Azzahra Maharani     Menyebar luas ke penjuru dunia Memapar orang yg lalai menjaga kebersihan Menyerang kesehatan Membuat orang merasa gelisah   Menghambat aktivitas di luar rumah Membuat orang kelelahan menghadapinya Tetapi tidak ada yg bisa dilakukan

ANGAN-ANGANKU Oleh Syahla Azzahra Maharani     Sinar sang mentari menyinari tas sekolahku Aku yg sedang berjalan menuju tempat menimba ilmu Dengan hati penuh keceriaan Untuk bertemu guru dan teman temanku   Selang beberapa lama Langkahku terhenti menandakan bahwa sudah

HUTAN KOTA RANGGAWULUNG Oleh Syahla Azzahra Maharani     Rimbunan pohon pohon Menambah keteduhan dan kesejukan Hutan kota ranggawulung Hutan yg jarang orang ketahui akan keindahan alam di dalamnya   Di dalam hutan kita disajikan Dengan berbagai spesies pohon Berupa

BERKEMAH Oleh Syahla Azzahra Maharani   Di tengah hutan.. Beralas bintang dan rumput Berbekal tenda dan keberanian Begitulah kami berkemah   Belajar bersahabat dengan alam Ditemani teman teman Melatih kemandirian Beserta keberanian   Menyatu dengan alam Agar menyayangi alam Sehingga

MASA DEPAN Oleh Syahla Azzahra Maharani     Aku ingin Mempunyai masa depan yang indah Membanggakan nusa,bangsa,dan agama Menjadi penerus para pemimpin bangsa Membuat bangga kedua orang tua   Harapanku Menjadi anak berbakti Menjadi kebanggan guruku Menjadikan negara Indonesia ku

SURGA TERSEMBUNYI Oleh Syahla Azzahra Maharani     Terletak di legonkulon,Kota Subang Bak syurga tersembunyi Pantai Cirewang menampilkan keindahan Kota Subang Keindahan alami pantai cirewang, membuat mata takjub akan keEsaan Allah Yang  telah menciptakan alam semesta dan seisinya   Hempasan

VAKSINASI Oleh Nisa Aulia     Semakin banyak korban berjatuhan Pemerintah pun tak tinggal diam Semua warga wajib divaksin Agar virus ini bisa diredam   Kenapa virus ini masih saja betah Padahal semua orang sudah gerah Ingin segera virus ini

SARJANA Oleh Nisa Aulia   Jika aku dewasa nanti Aku bercita-citaa menjadi sarjana Agar menjadi kebanggaan orang tua Berbakti juga kepada orang tua   Sarjana Apapun itu gelarnya Asalkan bisa membanggakan  semua Insyaaloh membuat hati ini bangga Keluarga pun menjadi

RANGGAWULUNG Oleh : ENI MELIZA   Ranggawulung Hutan di tengah kota Subang Berdiri gagah menjaga jalan Tak hiraukan lalulintas kendaraan   Ranggawulung Icon Kota Subang Tegak berdiri penuh wibawa Tempat bumi perkemahan tercinta   Banyak pohon penuhi gunung Tempat asri

Guruku Bagaskaraku Terbuka pintu penuh rintangan Terlihat sosok penghancur dunia Mendarat dalam mata Menjejak dalam sukma Peradaban yang penuh nestapa Serta iman yang kian melemah Membuat jamaah semakin melara Akan sengitnya kultur dunia Semuanya melangkah penuh arti Disertai hasrat dalam

Assyifa Tertulis dalam Lauh Mahfuz Terencana dalam qada Illahi Untuk jadi sebuah mimpi Asal demi asal telah menjadi lakon dalam cerita Membantu candrarasa kegagalan Lesapkan hukaman Nestapa enggan untuk menjauh Teriring insan diterpa kepiluan Namun api niat Tak kunjung padam