Cerpen, Bilqis adila putri
*Semangat*
Aku berlomba dengan orang yang tak pernah kalah di perlombaan. Dia orangnya sombong dan penggretak.
“Hei kau menyerahlah dari perlombaan ini” ucap dia
“Untuk apa? Aku bukanlah orang yang mudah menyerah sepertimu, aku tetap ingin mengikuti perlombaan ini” ucap ku
“Apa kau bilang?!!” Ucap dia sambil menggretak
“Ya… orang yang menyuruh orang lain untuk menyerah adalah orang yang takut akan kekalahan, seperti dirimu ini” ucap ku
“Oh ya?.. lihat saja nanti di perlombaan, kau pasti akan kalah dariku” ucap dia dengan bertingkah sombong
“Aku tidak peduli menang atau kalah di perlombaan, asalkan aku semangat dan berjuang meraih tujuan” ucap ku
“Ihhh…..”ucap dia dengan rasa ingin marah padaku. Tapi, temannya menghentikan dia.
“Sudahlah ayo kita pergi saja dari sini, tidak ada guna berdebat dengan dia” ucap temannya.
Saat aku dijatuhkan oleh orang lain, terkadang aku merasa tidak berdaya, dan dengan rasa ingin menyerah. Tapi, bagaimana aku bisa mengecewakan orang-orang yang bersorak ” semangat” untukku yang mengharapkanku bisa menang. Sampai sekarang, aku tidak pernah menyerah dan terus maju sampai aku meraih kejuaraan itu.
Memangnya kenapa jika dapat tekanan? Bahkan orang lain pun tak perlu datang menolong. Memangnya kenapa dengan sikap egois? “Aku ingin menang” kita tidak perlu alasan untuk hal itu. Aku tidak bisa menahan rasa tertantang ini, bahkan bayangan pun pergi.
Ini kesempatan untuk melampaui batas saat ini, aku akan kerahkan segalanya, tanpa rasa takut apapun, yakinlah pada diri kita yang tinggi. Bekas luka yang di dapat dalam perlombaan itu, akan mengubah rasa kecewa dalam hatiku menjadi semangat yang membara untuk bisa menang. Dia boleh menyuruhku untuk menyerah, dan menertawaiku. Tapi, aku tidak mengenal kata itu.
“Berfikir Realistis, sesuaikan dengan dirimu, dan hancurkan yang tak terduga”.
Tamat…
Cisalak, 23 April 2021