MIMPIKU
Pagi yang cerah, Luna seorang siswi yang mempunyai impian mendapatkan beasiswa ke Korea, setiap hari dia mempelajari bahasa Korea, sampai perjuangannya tidak sia-sia. Hari ini Luna ke sekolah seperti biasanya, sesampainya di kelas dia bertemu dengan sahabatnya bernama Loris.
“Luna”. Ujar Loris mengahampiri Luna.
” Hai!”. Luna melambaikan tangannya.
“Lun kamu tau ga KGSP udah dibuka buat angkatan taun ini loh”. Kata Loris
” Hah!? serius?, harus cepet siapin syarat-syarat yang penting nih”. Jawab Luna
“Emang orang tua kamu ngizinin?”.
” kenapa engga”
“Iya sih”
Hari ini pembelajaran berjalan seperti biasanya, Luna tergesa-gesa pulang untuk mempersiapkan syarat-syarat mengikuti KGSP. Tapi ketika sampai rumah, rumah Luna tidak terdapat satu orang pun, kemudian Luna menelpon ibunya,
“Hallo bu, ibu sama ayah dimana?”. ucap Luna dengan raut wajah khawatir.
” Ayah masuk rumah sakit na, dia pingsan waktu ditempat kerjanya”. Ujar ibunya
“Yaudah Bu, Luna kesana”. kata Luna sambil mengakhiri panggilannya.
Luna pergi ke rumah sakit dan masuk ruangan di mana ayahnya dirawat.
“Bu gimana keadaan ayah?”. ucap Luna sambil menangis.
“Masih belum sadar, kata dokter gak lama lagi pasti sadar, sudah kamu jangan nangis”. ucap ibunya sambil mengusap air mata Luna.
Beberapa jam kemudian, Ayah Luna pun sadar. Luna pun sangat bersyukur dan senang.
Berhari-hari ayahnya di rumah sakit, dan akhirnya pada siang ini ayah luna pulang dari rumah sakit. Ayahnya pun tiba di rumah.
Mereka duduk diruang tamu dengan suara TV yang mengisi ruangan itu,
Luna pun duduk dan berkata “Bu, Yah, Luna mau bicara”
“Bicara apa nak?”. Kata ibunya
” Bu, Yah ,Luna pengen ikut beasiswa KGSP, boleh ga?”
“kalau itu mau kamu, kamu niat dan bisa menanggung risikonya kita ngedukung saja na, apalagi itu impian kamu kan, mana mungkin kita ga ngebolehin anaknya mengejar mimpi”. Ujar Ayah Luna
” Iya Yah Luna bisa, Bismillah saja, Makasih Yah”. Ucap luna sambil memeluk ayahnya.
“Yaudah kita persiapkan dulu syarat yang harus dipenuhinya supaya nanti gak ribet”. Ujar ibunya
“Iya bu”
Pagi buta Luna pun mempersiapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi, sampai datanglah tanggal dimana pendaftaran dimulai, Luna pun langsung membuka hand phonnya dan mulai memenuhi persyaratan daftar online. Dan setelah itu Luna tinggal menunggu hasil.
Pagi ini dimana pengumuman siapa saja yang menerima beasiswa KGSP dan Ayah Luna kontrol ke Rumah sakit. Hanya Luna sendiri yang dirumah. Kemudian Luna duduk,menunggu dan memegang handphonenya dengan raut wajah yang tegang. Sampai siang ini pun belum ada pesan, Luna sudah pasrah mungkin dia ga bakal lolos. Kemudian dia berbaring di kursi. Dan tiba-tiba “drrrtttt” suara getaran notifikasi hp Luna, Luna segera mengambil handphonenya kemudian melihat bahwa notifikasinya dari Gmail dan ternyata pesan dari pusat penyelenggara KGSP menyatakan bahwa Luna lolos mengikuti KGSP.
“Assalamu’alaikum bu”. Ucapnya dengan nada merengek.
” Waalaikumsalam luna kenapa?”. Ucap ibunya.
“Luna lolos bu”. Ujar Luna sambil menangis bahagia.
” Alhamdulillah na, selamat na ibu bangga sekali”. Kata ibunya sambil menangid bahagia juga.
“iya bu, sekarang ibu sama ayah dimana?”.
” sekarang lagi dijalan mau pulang, tunggu kita disana ya, assalamu’alaikum.” kata ibunya
“iya bu, waalaikumsalam”.
Keesokan harinya Luna pergi ke Jakarta beberapa hari untuk testing dan wawancara.sesampainya di jakarta, testing pun dimulai luna makin semangat saat melakukan testing karena bahasa korea adalah favoritnya. Dia pulang ke penginapannya malam hari, dia langsung berbaring setelah bersih bersih,
Tiba saatnya Luna diwawancara.
” Nama lengkap kamu apa”. Kata pewawancara.
“Luna saskya”. ujar Luna
“Kamu belum Lulus?”.
” iya tahun ini bulan mei lulus”.
“kamu mau ngambil jalur apa, kedutaan atau universitas?”
“Jalur universitas saja”.
” Universitas mana?”
“Pusan National University”.
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan ke Luna, Luna pun bisa menjawabnya, Luna telah berhasil dan lolos mendapatkan beasiswa KGSP, tinggal menunggu dia Lulus dan langsung berangkat ke korea.
Tiba saatnya setelah UN dan perpisahan, Luna pun sangat bahagia dia akan berangkat ke korea,
” Lun kamu lolos KGSPnya?”. Kata Loris
“Lolos ris, Alhamdulillah”. Ujar Luna.
“Syukur deh na, aku ikut bahagia”.
” Iya, hari ini aku mau buat passport sama visa dan 2 hari kedepan mau langsung berangkat”
“Wih enak ya, bisa ke Korea, gratis lagi”
“Iya Alhamdulillah”.Ucap luna sambil tersenyum.
kemudian suara telpon Luna berdering, setelah menjawab telponnya, Luna langsung terkejut lalu pulang tergesa-gesa dan meninggalkan Loris, Luna pergi ke rumah sakit kedua orang tuanya sedang berjuang hidup diruangan ICU.
” Kenapa beginiTtan?”.Ucap Luna sambil menangis.
“Ayah kamu mulai kerja lagi, dan seperti biasa ayah kamu selalu yang berat berat pekerjaannya, kemudian ntah kenapa ibu kamu terserang, serangan jantung, untung saat itu tante mau ke rumah kamu”.
Luna pun hanya bisa berdoa dan menangis, dua hari berlalu kedua orang tuanya koma, dan di pagi hari ini, kedua orang tua Luna meninggal. Luna sangat terpukul sekali, dimana hanya kedua orangtuanya yang mendukung mimpinya, tetapi saat mimpinya telah tercapai kedua orang tuanya diambil tuhan secara bersamaan. Ayah dan ibunya pun sudah dimakam kan, Luna masih terus menangis.
“Udah na kamu harus ikhlas, masih ada tante disini, kamu mau tinggal dimana?”. Ujar tantenya
“Luna mau berangkat ke korea saja tan”. Ucap Luna sambil mengusap air matanya kemudian pulang.
Luna sudah membuat passport dan visa, dia pun berkemas dan mengumpulkan barang barang yang dibutuhkan dan dibantu oleh tantenya.
” Tan makasih ya udah ngebantuin Luna, Luna berangkat dulu ya”.
“iya Lun, hati hati ya!”.
Sesampainya di bandara Luna berusaha tersenyum untuk membuktikan kepada kedua orangtuanya bahwa dia bisa, Luna pun berangkat dengan rombongan siswa lainnya yang mendapatkan beasiswa. Dan mereka pun sampai di Bandara Incheon national airport pada malam hari, mereka pun tidur dipenginapan. Hari-hari pun berlalu Luna mulai memulai hidupnya dengan lingkungan yang baru, dia belajar dan berkarya supaya orang tuanya bangga melihat mimpinya tercapai.
Selamat meira… teruslah berkarya
Semoga kisah Meira menginspirasi siswa lainnya agar mempunyai semangat belajar yang tinggi untuk meraih cita-cita & membahagiakan orang tuanya.
Sukses untuk Meira & MTs Negeri 2 Subang.