Literasi di Tengah Pandemi

IMG-20210416-WA0009.jpg

Tamu tak Diundang

Hari itu pada bulan Desember tahun 2019. Tia seorang pelajar sedang serius menonton berita di teras ruang tamu, berita tersebut sedang ramai di perbincangkan oleh masyarakat umum baik itu anak-anak,pelajar,dan orang dewasa. Berita yang menjadi perbincangan masyarakat khususnya di Kabupaten Subang adalah adanya virus yang sangat berbahaya yaitu virus corona yang berasal dari Wuhan,China. Seperti yang dikatakan dalam berita tersebut Virus corona adalah virus baru yang menyerang sistem pernafasan manusia,sehingga virus ini disebut sebagai virus yang sangat mematikan.

Pemerintah Indonesia maupun pemerintah Kabupaten Subang juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik adanya virus corona ini,pemerintah berupaya memutus rantai penyebaran virus corona itu. Masyarakat Kabupaten Subang juga dihimbau untuk tidak keluar rumah sementara,selalu ingat 3M yaitu Mencuci tangan,Memakai masker dan Menjaga jarak. Setelah menonton berita tersebut di tv Tia khawatir dengan ayah dan ibunya karena mereka selalu bekerja ke luar rumah dan bertemu banyak orang sehingga keluarganya patuh kepada pemerintah dengan menerapkan imbauan dari pemerintah setempat. Ayah Tia juga menghimbau agar tetap di rumah dan selalu mencuci tangan saat sesudah melakukan apa pun,Tia pun melakukan apa yang dikatakan ayahnya.

Waktu terasa begitu cepat,tepatnya pada bulan Maret tahun 2020 virus corona datang dan menyebar ke Indonesia dan penyebarannya menyebar dengan sangat cepat hingga pemerintah pun kembali menghimbau agar masyarakat tetap diam di rumah. Virus corona menyebar ke Indonesia tepatnya di Depok,Jawa Barat. Mendengar kabar itu Tia segera menonton berita di tv,dan benar virus corona telah datang dan menyebar di Indonesia. Hari ke hari penyebarannya meningkat sudah beribu-ribu korban yang mati akibat virus ini,para pejuang medis menjadi pahlawan saat itu mereka berjuang untuk berusaha merawat korban covid menjadi sehat dan terbebas dari virus corona.

Daerah-daerah di Indonesia juga berusaha untuk memutuskan rantai penyebaran virus itu supaya tidak banyak korban akibat penyebaranya, Kabupaten Subang tidak lupa berusaha untuk menjadi daerah yang terbebas dari penyebaran virus corona,daerah-daerah lain di Indonesia juga berusaha untuk memutuskan rantai penyebaran virus itu supaya tidak banyak korban akibat penyebaranya. Namun pada bulan Mei gugus tugas Percepatan Penanganan Covid -19 di Kabupaten Subang mengumumkan adanya warga yang terkonfirmasi positif virus corona.

Sementara waktu pada bulan februari 2021, tetangganya ada yang terkena virus corona karena ia berkontak langsung dengan banyak orang dan tidak tau orang tersebut terkena virus corona. Ibu Tia panik setelah mendengar kabar itu dari tetangganya yang lain,ia khawatir jika terkena virus corona akan manularkan ke keluarganya karena tetangganya selalu kontak bekerja di luar rumah dengan ibu Tia. Setelah di cek, hasilnya negatif dari virus corona sejak saat itu ibu Tia pun selalu berjaga-jaga agar selalu sehat dan terbebas dari virus corona yang mematikan.

Sejak saat munculnya virus corona pendidikan di kabupaten Subang khususnya di sekolah Tia diliburkan sementara waktu 2 pekan lamanya, karena ada pemberitahuan dari pemerintah kabupaten Subang untuk pelajar agar tetap di rumah dan kondisinya tidak memungkinkan untuk belajar di sekolah.Tia anak pelajar yang kebiasaannya setiap pagi pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu kini berubah kebiasaanya menjadi di rumah,setiap pagi diharuskan untuk mengikuti pembelajaran di rumah lewat sebuah layar ponsel. Hari senin hingga hari jumat setiap pagi Tia mengikuti pembelajaran di rumah,setelah itu setiap 2 pekan sekali ada pengumpulkan tugas ke sekolah. Meskipun mengumpulkan tugas ke sekolah Tia tetap mematuhi imbauan dari pemerintah kabupaten Subang untuk selalu menjaga jarak,tidak lupa untuk memakai masker dan mencuci tangan ketika pulang dari sekolah,sekolah Tia juga mengikuti imbauan pemerintah dengan menyediakan tempat untuk mencuci tangan dan alat pengukur suhu tubuh. Setelah pengumpulan tugas Tia pun langsung pergi ke rumah dan mencuci tangan kembali karena takut kontak dengan orang lain di sekitar luar rumah dan di sekolah.

Kebiasaan-kebiasaan itu pun berulang dari hari ke hari dan tidak terasa virus corona di kabupaten Subang sudah memakan banyak korban. Minggu ke minggu semakin bertambah korban akibat virus corona,dengan banyaknya korban yang meninggal Tia pun semakin khawatir dengan sekolahnya yang akan tetap belajar di rumah. Sampai Tia teringat kenangannya dulu waktu memasuki kelas dan bermain bersama teman-temanya sebelum memulai pelajaran. Rindu dengan guru-guru yang selalu menjelaskan materi di depan kelas dan teman-teman mendengarkan materi dengan baik. Rasanya Tia ingin sekali mendengarkan bel istirahat yang terdengar sampai ke ujung kelas dan pergi ke kanti bersama teman-temannya. Biasanya setelah waktu istirahat Tia selalu menuju ke musholah untuk menunaikan shalat dan mengantri untuk berwudhu. Dan setelah itu waktunya pulang,karena Tia mengambil ekstrakulikuler Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK di hari itu maka langsung Kini kebiasaannya itu telah berubah 180 derajat dengan datangnya pandemi virus corona ke kabupaten Subang.

Tia yang kebiasaannya hanya di rumah dan mengerjakan tugas sekolah, kemudian ia mencari ide agar kegiatanya di isi dengan kegiatan yang produktif dimulai dari bangun tepat waktu untuk melaksanakan shalat subuh dan tidak lupa juga berdoa agar pandemi virus corona di Kabupaten Subang ini cepat menghilang. Kemudian ia mengikuti pembelajaran di rumah dan mengerjakan tugas yang diberikan guru serta dikumpulkan tepat waktu.

Lagi dan lagi Tia mendengar bahwa di kampungnya semakin banyak saja orang yang terkena virus mematikan itu. Orang yang terkena virus corona itu menceritakan tubuhnya mengalami demam tinggi hingga beberapa hari dan tubuhnya menggigil disetai batuk,pilek dan tidak enak tenggorokan. Sedihnya yang terkena virus itu bukan saja satu atau dua orang saja namun mereka adalah satu keluarga yang terdiri dari 5 anggota yaitu,nenek,kakek,ibu,bapak,dan seorang anak yang masih berumur 6 tahun. Saat mereka pergi ke rumah sakit di kabupaten Subang untuk di isolasi,masyarakat di kampung melihat keluarga mereka bahkan ada yang menangis histeris karena keluarga mereka adalah saudaranya.

Mengetahui itu, saat ayah dan ibunya pulang Tia langsung memberitahu mereka bahwa tetangga di depan gang rumahnya ada yang terkena virus corona. Lalu keluarga Tia langsung berjaga-jaga agar lebih memperhatikan orang-orang di sekitar rumah supaya tidak terkena virus mematikan itu. Mendengar kabar itu dari anaknya ayah Tia langsung melakukan penyeprotan di sekeliling rumah nya menggunakan disinvektan pembunuh bakteri dan virus,sambil memakai masker dan sarung tangan yang digunakannya.

Sementara itu,ibu Tia khawatir dengan ayahnya karena ayahnya tidak tinggal serumah lagi dengan keluarganya. Ayahnya sudah cukup tua dan rentan terkena virus corona oleh karena itu, Ibu Tia langsung pergi ke rumah ayahnya dengan menggunakan masker dan memberitahu ayahnya agar jangan lupa tetap diam di rumah, makan makanan yang sehat,dan selalu mencuci tangan. Penting bagi orang-orang seperti kakek Tia harus menjaga kesehatannya,karena banyak sekali kasus corona yang terjadi di kabupaten Subang.

Di saat ini Kabupaten Subang masih menjadi kota yang terpapar virus corona,kurang lebih setiap minggu nya ada satu sampai dua orang yang terkena. Pemerintah masih berusaha untuk memutus rantai virus tersebut,agar pendidikan di Subang kembali seperti sediakala dan sekolah-sekolah bisa melaksanakan kegiatan masing-masing baik ekstrakulikuler,lomba di bidang atletik dan lainnya. Semua pelajar pun sudah tidak sabar akan adanya sekolah seperti sediakala lagi,Tia yang menginjak sekolah manengah pertama di kelas 8 seharusnya sudah merasakan menjadi kakak kelas bagi anak kelas 7. Di kelas 8 sepertinya adalah masa yang sangat dinantikan oleh semua orang seangkatannya,dimana bisa mendapatkan teman-teman baru karena adanya rolling kelas bertemu dengan guru mata pelajaran baru atau juga bertemu lagi dengan guru yang sudah mengajar di kelas 7 kemarin.

Walaupun pembelajaran di rumah sampai saat ini masih dilakukan,Tia tetap semangat dan tidak mengeluh apa pun yang terjadi karena hal ini adalah hal yang terbaik bagi kita semua. Teman-teman pun masih semangat dan ceria dalam mengikuti pembelajaran ini,kita masih bisa bertatap muka melalui aplikasi Google meet dan WhatsApp melalui vitur Vidio Call. Oleh karena itu, rindu akan teman-teman dan guru yang mengajar sudah terbayarkan.

Hari itu Tia sedang fokus mengikuti pembelajaran di rumah dengan menggunakan handphonenya,tiba-tiba ia dikagetkan dengan tetangga yang memanggil ibunya. Lantas ibu Tia pun langsung menghampiri dan memakai masker. Tetangganya menyampaikan amanat dari pak Lurah beliau memberi pengumuman tadi bahwa akan ada penyemprotan disinvektan secara menyeluruh di kampung kita,beliau menyampaikan tidak adanya iuran yang dipinta namun itu semua gratis untuk kita semua. Semua masyarakat terutama ibu Tia setuju dengan pengumuman yang akan dilakukan oleh pak Lurah. Penyemprotan dilakukan secara bertahap tida semua sekaligus. Oleh karena itu masyarakat di kampung Tia di himbau agar jangan keluar rumah saat penyemprotan disinvektan berlangsung agar semua rumah sudah di lakukan penyemprotannya dengan tertib dan menyeluruh.

Hampir sama dengan di kampung Tia,Alun-Alun kabupaten Subang juga melakukan penyemprotan dengan mobil water canon. Hampir semua tempat daerah di Alun-Alun Subang sepi dan tutup karena adanya penyemprotam disinvektan.

Hari itu kabarnya berita tentang vaksin virus corona sudah ditemukan oleh ilmuan asal China mereka membuat vaksin dengan dibantu oleh ilmuan-ilmuan dari seluruh dunia dan dibantu dengan Organisasi Kesehatan Dunia.Presiden menyampaikan penggunaan vaksin ini menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini adalah salah satu dari tiga vaksin utama yang tengah dikembangkan China.Rencana pemerintah selanjutnya yaitu mengvaksinasi seluruh rakyat Indonesia dengan merata dan berangsur-angsur.Tia yang menyaksikan berita tersebut langsung tersenyum dan bersyukur karena vaksin dari virus yang mematikan itu sudah ditemukan. Ia berharap dengan adanya ini Kabupaten Subang pun bisa pulih kembali seperti sediakala,roda perekonomian berjalan dengan lancar,sekolah kembali dibuka,dan tempat-tempat lainnya mulai beroprasi kembali seperti sediakala.

Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolahku

Seorang remaja berusia 13 tahun dan hari ini ia sedang menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia adalah Tia anak kelas 7 yang baru masuk di salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Subang. Seperti anak sekolah pada umumnya setiap pagi Tia selalu bangun pagi dan berangkat ke sekolah diantar oleh ayah nya menggunakan sepeda motor.

Saat masuk kelas awalnya ia malu-malu untuk berkenalan dengan teman-temanya itu,namun lama kelamaan juga ia mudah berbaur dikarenakan temannya itu sangat asyik dan selalu riang.Teman-temanya sangat baik dan selalu ramah pada Tia,ia sering asyik bermain, mengobrol dan belajar bersama temannya itu. Walikelas dan guru-guru yang mengajar juga pada ramah kepada murid-muridnya kita sering ditanya tentang materi yang belum dipahami dan kemudian ibu bapak guru akan menerangkannya sekali lagi agar kita paham betul materi yang disampaikan hari itu.

Namun hari itu tepatnya pada bulan Desember 2019,munculnya pandemi global yaitu virus mematikan bernama Virus Corona yang berasal dari China. Awal mula datangnya virus ini pemerintah Indonesia juga sudah menghimbau agar masyarakat berjaga-jaga dengan kondisi saat ini dan jangan panik. Tidak disangka-sangka pada bulan Maret 2020 virus mematikan itu muncul di Indonesia. Penyebarannya virus tersebut sangat cepat sekali hingga perhari pasien akibat virus mematikan itu terus bertambah. Demi menutuskan rantai penyebaran virus corona satuan pendidikan di sejumlah wilayah Indonesia terutama di Kabupaten Subang kini menerapkan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama dua pekan.

Tia yang mendengar berita tersebut merasa aneh dan bingung kemudian ia memberitahu teman-teman nya itu mengapa kita diliburkan selama dua pekan?. Teman-teman nya pun juga merasakan sama seperti Tia merasa aneh dan bingung dengan pengumuman libur dua pekan. Disaat itu kondisi belum stabil ,teman Tia yang tidak punya handphone ia belum mengetahui adanya Pembelajaran Jauh yang dilakukan di kondisi sekarang ini. Penjadwalan daring di rumah sama seperti hal biasanya di sekolah,penjadwalan tersebut belum di ubah dikarenakan guru-guru masih syok dengan keadaan sekarang ini. Tidak hanya guru-guru yang syok tetapi Tia dan teman-temannya juga merasakan, jadwal pelajaran yang padat di tambah materi yang disampaikan belum paham betul membuat Tia dan teman-temannya bingung dengan kondisi seperti ini.

Kegiatan Tia selama dua pekan diliburkan adalah mengikuti pembelajaran daring di rumah dan mengerjakan tugasnya,di sore hari ia mengaji ke musholah dan pulang saat sudah melaksanakan sholat isya. Hari itu sesudah dua pekan diliburkan, walikelas Tia pun menyampaikan pengumuman bahwa Pembelajaran Jarak Jauh di lanjutkan kembali sampai kondisi pandemi ini membaik. Setelah memberi pengumuman itu pun sekolah Tia langsung melanjutkan Pembelajaran Jarak Jauh di rumah,tetapi guru-guru yang mengajar tetap datang setiap hari ke sekolah dengan menggunakan masker dan memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Sementara itu pemerintah di Kabupaten Subang menyampaikan pengumuman bahwa pendidikan di Subang harus melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh di rumah tidak ada lagi sekolah yang bertatap muka langsung dengan murid dikarenakan anak-anak rentan sekali terkena virus corona , mereka masih belum paham betul apa itu virus corona dan saat itu juga vaksin dari virus mematikan itu belum di temukan. Sekolah-sekolah di kabupaten Subang pun melaksanakan pembelajaran daring di rumah, karena sekolah tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi di sekolah. Saat itu juga guru-guru langsung mencari solusi bagaimana murid-muridnya bisa mengikuti pembelajaran dengan seksama, guru-guru Tia pun memberi solusi agar segera menginstal aplikasi belajar yang dapat bertatap muka online di rumah dan mudah untuk memberi tugas dan mengumpulkannya yaitu aplikasi Classroom dan zoom. Selanjutnya Tia dan teman-temannya pun melaksanakan apa yang dikatakan oleh guru-gurunya,dan benar mereka mudah untuk mengumpulkan tugas di aplikasi Classroom dan dapat hadir bertatap muka online menggunakan aplikasi zoom. Dengan solusi itu pun Pembelajaran Jarak Jauh di rumah berjalan dengan lancar, tetapi karena setiap hari sibuk dengan menghadiri daring secara online walikelas dan guru-guru yang mengajar pun menyadari bahwa adanya satu atau dua siswa yang sama sekali tidak menghadiri pembelajaran daring di rumah. Siswa tersebut sama sekali tidak absen,jarang mengumpulkan tugas dan tidak adanya kabar dari pihak kedua orang tuanya. Lantas walikelas Tia pun langsung mendatangi rumah siswa tersebut, setelah ditanya mengapa ia sering bolos daring dan jarang mengumpulkan tugas rupanya ia tidak mempunyai handphone untuk menghadiri pembelajaran daring. Lalu walikelas Tia pun memberi solusi agar siswa tersebut menghadiri pembelajaran daring di rumah dengan mendatangi temannya yang rumahnya dekat dengan siswa tersebut dengan itu kamu bisa menghadiri pembelajaran daring dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru-guru.

Kemudian, sekolah Tia mengadakan kegiatan luring yaitu kegiatan pengumpulan tugas selama 2 pekan sekali ke sekolah dan langsung bertemu dengan guru mata pelajarannya,tugas tersebut nantinya dinilai ketika sudah terkumpul semua. Jadwalnya pun berbeda dari kelas 7,8 dan 9. Kelas 7 datang untuk luring pada hari selasa dan setiap kelas waktunya berbeda-beda maksimal 2 jam perkelas dilanjut dengan kelas lain sampai selesai. Sementara kelas 8 itu hari rabu dan kelas 9 hari kamis. Dengan adanya kegiatan luring tersebut setiap minggunya Tia pun bisa bertemu dengan teman-temannya, tetapi ia hanya bisa mengobrol dan itu pun dengan jarak yang tidak terlalu dekat karena seluruh sekolah di Kabupaten Subang menerapkan imbauan yang sangat ketat untuk anak-anak sekolah. Setelah pengumpulan tugas Tia dan teman-temannya langsung pulang ke rumah masing-masing,dengan kondisi seperti ini Tia sangat sedih karena ia dan teman-temanya tidak bisa lagi bersama-sama bermain,bencengkrama dan bertawa ria sepuasnya seperti dulu,namun hal ini merupakan hal yang terbaik untuk kita.

Hingga suatu saat kegiatan luring dihentikan karena adanya hal yang sangat tidak mendukung untuk melaksanakannya yaitu melonjaknya orang yang terkena virus corona di Kabupaten Subang,mirisnya yang terkana virus tersebut adalah orang-orang yang sudah tua,anak-anak kecil,bayi bahkan anak-anak pelajar pun banyak yang tertular. Itu merupakan alasan yang sangat kuat dari pihak sekolah untuk memberhentikannya kegiatan luring tersebut.

(Visited 48 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan