Menantang Dinding Corona
Tempatku masih disini seperti kemarin
Namun berbeda dengan diriku kemarin
Aku tak lagi merobek rajutan asaku
Aku tak mau meneriaki imajinasi ku
Hanya karena musibah yang berdampak
Tak ada kata sendu di dalam benak
Jika semua sudah takdir tuhan
Kenapa aku harus geram dibuatnya
Kulihat air mata itu menerpa bumi
Bumi mengapa menanggapinya
Padahal ini belum ujung akhir
Jangan membentur pada batuan kali itu
Ada dinding karena virus Corona
Duniaku terkacau tak bisa melangkah
Jiwaku tak lagi seperti itu
Aku bisa melewatinya dengan tenang
Tetap dengan aturan yang dibuat
Aku mengisi ruang hampa dengan sajak
Beringin diatasku menebar senyum
Diam penuh memaknai sebuah takdir
Corona,apa kau setuju dengan ini?
Tentu itu yang dia inginkan
Dentuman waktu yang terus mengejar
Sebuah puisi untuk si kecil Corona
(Fathin Az-Zahra, April 2021)