Hamparan hijau   Kupandangi langit biru berbalut awan Memayungi indah hamparan hijau Irama permadani alam yang merdu Aku pun terpana dalam lukisan Illahi   Tempat asri menyejukkan hati Kunikmati setiap aliran darah Menyatu dengan lompatan belalang Tak berhenti seperti sajak

Raden Ajeng Kartini   Raden Ajeng Kartini Djojo Adiningrat Begitu indah namamu, Ibu Seindah karyamu pada kami kaummu Walaupun engkau telah tiada Namun sejarah akan mencatat Perjuangan agung langkahmu Dalam memperjuangkan nasib perempuan.   Beribu makna luhur yang Engkau tuturkan

  Terimakasihku Sebesar-besarnya bentala Masih besar jasa Pengabdianmu Semua itu….. Membuat diri enggan berterima kasih Bukan tidak tahu cara berterima kasih Namun semua tidak cukup Kau patut diberikan kanaga layak seorang raja Mungkin….. Saat ini hanya terima kasih kuucapkan Namun

  Sebuah Amarah Ruang persegi menjadi saksi bisu Ketika…. Ia mengajar namun tak didengar Kebisingan akhirnya datang Hingga membuatnya jengkel Lalu….. Rasa sabar hilang Meninggalkan ruangan Menjadi pelarian Memendam menjadi kebiasaan Karena sebuah ketidaktegaan Untuk meluapkan amarah Ia guru paling

  Sosok Paling Setia Kau digugu juga ditiru Kau semangatku Kau sosok paling ku rindu Sebuah bangunan tempatku menemukanmu Ruang persegi menjadi saksi bisu Atas semua jasa-jasamu Goresan tinta berjuta makna Kau buat semua Penuh keikhlasan juga kehangatan suasana Waktu

  Idolaku Kau susuri jalan berlubang Bahkan saat arunika baru datang Kau tak hirau matahari belum terang Kau tak hirau rasa kedinginan Air berjatuhan menimpamu tak hentikan langkahmu Sungguh tiada sosok sekuat dirimu Kesabaranmu… Keikhlasanmu…. Pengabdianmu… Semua membuatku menjadikanmu idolaku

  Guruku Sahabatku Guru kau bukan hanya memberi ilmu Kau tempatku mengadu Kau tempatku mencurahkan isi hatiku Guru Kau sangat istimewa bagiku Begitu derena dirimu Mendengarkan keluh kesahku Begitu banyak layak tumpukan buku Begitu bijak dirimu Menasihatiku agar aku tidak

  Kurindukan Sesak dada ini Rindu hati ini Jiwa raga seakan menjerit Menyesal keadaan begitu pahit Kau dulu aku tinggalkan Karena bermalas-malasan Kini aku sangat merindukan Cara guruku mengajarkan Perlahan demi perlahan Pelajaran yang kutulis Cerita yang kubaca Sungguh ku

  Pendidikan dan Harta Banyak manusia salah arah Karena sebuah harta Mereka berpikir harta segalanya Mereka berpikir harta yang membantunya Mereka salah Pendidikanlah yang menuntunnya Memperbaiki akhlaknya Menjaga martabatnya Tapi….. Tetap harta yang dijaga Tetap harta yang disuka Padahal pendidikan

Titik Terang Tersimpan dalam Sunyi Terbisu dalam sepi Hanya dilihat saat dibutuhkan Yang ada banyak dicampakkan Engkau jendela dunia Engkau titik terang Engkau yang membimbingku menerangiku…. Tanpamu apalah daya aku Apalah arti hidupku Hanya kegelapan yang diselimuti Kebodohan…. Ciater, April

Pelita di kegelapan Pikiran melayang Tak tahu tujuan Hidup penuh kebingungan Layak dijajah kebodohan Diriku tanpa ilmu Bagai bangunan tak berlampu Gelap bagi berhantu Tak ada siapapun yang mau Hingga….. Cahaya terbit ditengah kegelapan Menerangi semua kehidupan Menuntun menuju kebenaran

  Impian dan Kenyataan Senyumku begitu lebar Menutupi rintihan tangisan Sebab sayap impian terlalu lebar Terbang menuju awan hingga tak tergapai Hanya karena tidak adanya dukungan orang tua Berat hati ku simpan mimpi Layak ditelan Bumi Kini…. Mimpi menjadi sebuah

Ku buka mata cahaya pagi Menembus kaca jendela Semerbak mawar merah dan putih bermekah ku buka Jendela ku hirup udara segar Kicauan burung terdengar Merdu menandakan adanya hari Baru indahnya Alam ini membuatku Terpaku seperti dunia Hanyalah untuk diriku Wahai

Telah sejarah riwayatkan dalam sebuah mozaik destinasi Tujuan luhur, agung nan bijaksana Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya Ia yang sejatinya bukan sekedar hak yang harus diterima Melainkan adalah tulang punggung yang menentukan nasib Pola yang menentukan karakter bangsa Bocah lugu terlahir

Puisi: Subang Kota Ku Banyak orang yang tinggal di kota subang Ramai pengunjung yang ingin Mengunjungi daerah wisata kota subang Ramai orang yang ingin Berbelanja ke pasar kota subang Kota…subang… Penuh dengan kehangatan, Penuh dengan keteduhan, Penuh dengan keramahan, Aku

Puisi: Bunga Mawar Indah warnanya Cantik bentuknya Harum wanginya Dia bunga mawarku Di belakang halaman rumahku Ada bunga mawar yang sedang mekar Keluargaku melihatnya Hingga tak bisa melepas pandangan dari bunga mawar Bunga mawar…. Kau menghias halaman belakangku Dengan indah…cantik…dan

Puisi: ♡Berdiri ku♡ Berdiriku di senja senyap Cemar melayang menepis buih Melayang bagai menguji puncak Berjulang datang ubur terkembang Angin pulang menyeduh bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun rayum di atas alas Benang raja celup

Puisi: ♡Cita citaku ♡ Cita citaku ingin menjadi dokter Agar dapat menyembuhkan orang sakit Cita citaku menjadi dokter Agar anak – anak menjadi sehat Aku harus belajar drngan sungguh sungguh Agar dapat menggapai cita cita itu Aku harus belajar dengna

Gelora Dada Waktu meroda ke depan Bukan ke belakang Hey, berlarilah! Beranikah jadi mentari Kendati bumi mengingkari Gantung mimpi pada gemintang Titip amplop harapan pada burung periang agar dibawa terbang Bisikkan pada angin tentang angan keyakinan Bangun Berjuanglah! Dunia ini

Bersimpuh Kesendirian menuntun pada keheningan Dentingan jam mengingatkan Malam membawaku pada peraduan Kujalankan perintah dengan kekhusyukan Tak hiraukan bisikan setan Dari hal kecil yang meluluhlantakkan iman Tuhan Hamba-Mu kehilangan arah Jiwanya digulung gundah Sepanjang jalan terpapah Tuhan Hambamu penuh cela

Pulang Waktu hampir petang Sudah saatnya aku tenggelam pada genangan pelupuk matamu Sudah saatnya aku berpaut pada hamparan kehangatan sela jarimu Sudah saatnya aku bertangkup pada damainya dekapanmu Lautan afsunmu berhasil mengantarkanku pulang Dan rumah bagiku ketika jatuh bersamamu Biarlah

Cahaya Abadi Di sini gelap Di mana jalan pengarah terang? Ke mana mesti bertapak? Apa yang harus ditabrak? Cahaya di atas ancala Melambai Yakinkan langkah Berjalan melampaui Tak terduga Tornado menerjang Mendorong hingga ke tepi Jauhkan cahaya Kaki yang mula

Tangis Ibu Pertiwi Ibu tempat meminta Memesona anak bangsa Kebanggaan anak sanak Lahir, pulang di pangkuannya Ibu kini merintih Akan raga tak kunjung pulih Seraya tertatih-tatih Surainya kian memutih Saban hari ibu bertanya Dimana bakti putraku? Tetes air mata mengalir

Arah Mengembaralah Nyalakan api dalam dada Tepikan kemalasan Teguhkan pendirian Jangan sekali kali Kau gantung ambisi Dalam ruang kegelapan Tak tahu arah tujuan Setiap langkah Mengandung hikmah Tumbangkan ketakutan Kala bertamu kegagalan Bulatkan tekad Dirimu mampu Patrol, 20 April 2021

Album Kemarin Tak lagi nampak raut mereka Kini, tinggal bayangan Berserakan dalam ingatan Gaduhnya terngiang kala sendirian Bangku berbalut debu Menyinggung layar yang kian diburu Kupikir hanya angin lalu Hingga kini, Belum saja berlalu Pengajar Pelajar Tiada gentar Meringkik sendirian

Indonesia negaraku Indah dan permai Bagiku sekali Indonesia tetaplah Indonesia Tak pernah dan takkan tergantikan Keindahan alam yang beragam Suku serta budayapun beragam Dari sabang hingga ke marauke Indonesiaku tetap menjadi kebanggaan

Guruku Pahlawanku Pagi yang cerah Membuatku bergegas untuk sekolah Sungguh senang hati ini Demi mendapat ilmu Aku rela berjalan kaki Untuk meraih suksesku Gurulah yang memberi ilmu itu Gurulah yang menyemangati aku Tanpa guru aku takkan berilmu Tanpa ilmu aku

Kala Waktu merangkak maju Berlalu begitu saja Tak berjeda Kudengar bahak anak kecil Berceloteh di atas lembayung senja Dipanggilnya satu persatu Pulang berbaju kumal Kini, sukar kulihat Dan kudengar Entah kemana Klasiknya permainan itu Egrang Gatrik Asing didengarnya Andai hilang,

Pesan dari Guru Dengan tertatih-tatih Ku dayuh sepeda tua Dengan nafas terengah Kusandarkan dipagar tua Muridku aku datang Tak membawa mobil mewah Ataupun rupiah Tapi aku mempunyai cinta Cintaku begitu besar Lebih dari sepeda tua itu Tahukah kamu? Aku sangat

Sang Motivator Sang sahabat utusan Tuhan Ajakan dan nasihat yang kau beri Jadikannya sosok yang berarti Guna masa depanku Kau berikan berbagai solusi Jadikan diri ini seputih melati Semangat motivasi yang tak pernah berhenti Dari pengalaman yang kau beri Ikhlas