Mata Uang Oleh: Dewi Lovita Apriani SMPN 2 Tanjungsiang Di suatu desa hiduplah seorang keluarga yang tidak berkecukupan. Keluarga itu terdiri atas Ayah, ibu, dan anak. Mereka hidup seadanya, Ayahnya pengangguran dan ibunya tukang sapu jalan. Mereka menghabiskan waktu dijalanan.

Keringat di Balik Baju Hazmat Oleh: Hipni Nurul Amalia SMPN 2 Tanjungsiang “Dua warga negara Indonesia positif terjangkit virus Corona usai melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang juga terinfeksi virus tersebut. Sontak, banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kepanikan

Kebaikan Oleh: Hipni Nurul AmAlya SMPN 2 Tanjungsiang “Ibu … Ibu…!” Sontak aku terbangun dari tidur dengan jantung yang berdetak kencang, “Astaghfirullah al’adzim, aku bermimpi buruk. Aku tidak ingin mimpi ini menjadi kenyataan!” Aku bergegas mengambil air wudu untuk melaksanakan

Penerimaan Oleh: Dewi Lovita Apriani SMPN 2 Tanjungsiang Tersebutlah Tina Ayu Rahardian. Ia anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya bernama Wulan Cahya Rahardian. Mereka yatim, ibunya meninggal sejak Tina berusia sepuluh tahun dan adiknya lima tahun. Sekarang mereka sudah berumur

Penyesalan Oleh: Dewi Lovita Apriani SMPN 2 Tanjungsiang Sebutlah Melisa. Ia siswi di sebuah sekolah menengah pertama. Duduk di kelas sembilan. Gadis ini memiliki kepintaran yang lebih, namun ia memiliki kepribadian yang agak tertutup atau bisa disebut juga orang yang

Miris Oleh: Syifa Nurhasanah SMPN 2 Tanjungsiang Seperti biasa pagi menyambutku dengan senyumannya, namun entah kenapa rasanya pagi ini aku merasa lelah, letih dan tidak bersemangat. Rasa malas masih menyelimuti diriku. Akhirnya aku memutuskan untuk tertidur kembali. Satu jam kemudian

Impian Oleh: Syifa Nurhasanah SMPN 2 Tanjungsiang Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya, sontak ia pun menoleh. “Dek, gorengannya berapaan?” tanya seorang perempuan berkerudung hitam. “Lima ribu tiga, Kak,” jawabnya. “Kakak beli enam, ya, nih uangnya. Makasih!” Ia pun menerima uang

Impian Oleh: Syifa Nurhasanah SMPN 2 Tanjungsiang Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya, sontak ia pun menoleh. “Dek, gorengannya berapaan?” tanya seorang perempuan berkerudung hitam. “Lima ribu tiga, Kak,” jawabnya. “Kakak beli enam, ya, nih uangnya. Makasih!” Ia pun menerima uang

Pandemi Cepatlah Berlalu Oleh: Syifa Nurhasanah SMPN 2 Tanjungsiang Sinar mentari pagi menembus kaca jendela kamar seorang gadis. Kicauan burung terdengar saling bersahutan, hingga mengusik tidur sang gadis. Dengan langkah gontai dan mata setengah mengantuk gadis itu membuka jendela kamarnya