PENTINGNYA BELAJAR Belajar….. Kita harus selalu belajar Dengan belajar cita cita akan tercapai Belajar tidak hanya mengerjakan PR Tapi belajar itu juga membaca Tanpa belajar… Kita tak akan mendapat nilai bagus Tanpa belajar Kita tidak akan mendapat pengetahuan  

TEMPAT AKU BERTEDUH Sahabat bagaikan tempat aku berteduh bila diriku terkena airmata dalam kesedihan. Di sanalah diriku dapat berbagi dalam hidupku Yang tidak pernah aku dapatkan ditempat lain Hanya sahabatlah yang mampu mengerti dan memahami Apa yang sedang aku alami

PAHLAWAN INDONESIAKU Demi negeri bangsa ini Kau rela korbankan nyawamu Kau rela tinggalkan hartamu Hanya untuk negara tercinta Rasa takut tersingkir dalam hatimu Hanya muncul keberanian Yang tak akan pernah habis Selalu membara dalam hatimu Terima kasih, wahai para pahlawan

SEMANGAT BELAJAR Diluar sana banyak Orang yang luntang-lantung Kesana kemari suatu hari Dia melihat seseorang Memakai seragam sekolah untuk bersekolah Didalam hati nuraninya Berkata… Kapanya aku bisa memakai Seragam seperti mereka Aku pengen sekali sekolah Kita yang sekolah Malah bermalas-malasan

Ku buka mata cahaya pagi Menembus kaca jendela Semerbak mawar merah dan putih bermekah ku buka Jendela ku hirup udara segar Kicauan burung terdengar Merdu menandakan adanya hari Baru indahnya Alam ini membuatku Terpaku seperti dunia Hanyalah untuk diriku Wahai

Telah sejarah riwayatkan dalam sebuah mozaik destinasi Tujuan luhur, agung nan bijaksana Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya Ia yang sejatinya bukan sekedar hak yang harus diterima Melainkan adalah tulang punggung yang menentukan nasib Pola yang menentukan karakter bangsa Bocah lugu terlahir

Matahari mulai terbit, ayam berkokok, angin sejuk menyeruak kedalam tulang rusuk. Sinar matahari mulai menyinari kamarku yang setengah terbuka. Alarmku bergetar. Drtttt…drtttt.. drttttt…. Cklek …. (Suara pintu terbuka). “Nak, bangun…. heiii ….kamu gak sekolah?” “Hummm..  iya Bu.” ( suara khas

Indonesia negaraku Indah dan permai Bagiku sekali Indonesia tetaplah Indonesia Tak pernah dan takkan tergantikan Keindahan alam yang beragam Suku serta budayapun beragam Dari sabang hingga ke marauke Indonesiaku tetap menjadi kebanggaan

Guruku Pahlawanku Pagi yang cerah Membuatku bergegas untuk sekolah Sungguh senang hati ini Demi mendapat ilmu Aku rela berjalan kaki Untuk meraih suksesku Gurulah yang memberi ilmu itu Gurulah yang menyemangati aku Tanpa guru aku takkan berilmu Tanpa ilmu aku

Pesan dari Guru Dengan tertatih-tatih Ku dayuh sepeda tua Dengan nafas terengah Kusandarkan dipagar tua Muridku aku datang Tak membawa mobil mewah Ataupun rupiah Tapi aku mempunyai cinta Cintaku begitu besar Lebih dari sepeda tua itu Tahukah kamu? Aku sangat

Sang Motivator Sang sahabat utusan Tuhan Ajakan dan nasihat yang kau beri Jadikannya sosok yang berarti Guna masa depanku Kau berikan berbagai solusi Jadikan diri ini seputih melati Semangat motivasi yang tak pernah berhenti Dari pengalaman yang kau beri Ikhlas

Lingkungan Sekolahku Lingkungan sekolahku… Kau begitu bersih Kau begitu sejuk Dan buatku nyaman dan bahagia Lingkungan sekolahku… Kau yang buatku semangat Dan buatku sadar Akan kebersihan ini Ketika aku berangkat sekolah Begitu banyak kebahagiaan Dengan hati Yang penuh kegembiraan Aku

Aku Cinta Alamku Karya: Winda Aulia Dikala terbit mentari pagi Selalu kupandangi indahnya negeri ini Ribuan pohon berdiri Menghiasi bumi Pertiwi Sungguh takkan kubiarkan  satu pohonpun menghilang Sungguh ku tak rela jika pohon – pohon habis di tebang Kan ku

Untukmu yang mengenyam pendidikan… Di saat kau diberi kesempatan Mengeja hal istimewa bernama pendidikan Di saat yang sama kau malah menyia-nyiakan Kau terjerembab dalam kenyamanan Sekelilingmu pun kau abaikan Bukankah pendidikan mengajarkan kepedulian Ataukah kita yang terlalu asyik dengan keegoisan

Daku adalah putra putri bangsa Dengan suara keras menyala Meneriakkan Merdeka merdeka merdeka Tak peduli siapa engkau Jika kau adalah aku Maka teriakkanlah hal yang sama Karena aku dan kau adalah Indonesia Kita adalah Indonesia Dengan suara menggelegar kita berteriak

Rindu wajah bapak ibu guru Yang siap mengajari kami Dan siap memberikan Ilmu kepada kami Rindu wajah teman-temanku Yang selalu riang gembira Disaat kami bertemu Kelas yang kami rindukan Suara canda dan tawa Di saat kami bermain Dan belajar Aku

Mengenankan pakaian putih Merawat pasien dengan kasih Mengatasi dengan tanpa risih Dan tanpa mengharapkan Rasa terimakasih Menjadi dirimu adalah cita-citaku Dokter selalu siap membantu Dengan stetoskop yang terlarut Di leher mu Berlumuran darah yang ada Di genggaman tanganmu Aku tak

Sekolah disanalah Aku menuntut ilmu Disanalah aku Bertemu dengan guru Dan teman-temanku Disanalah tempatku Menuntut ilmu untuk Bekal di masa depanku Sekolah yang indah Dan bermutu Disanalah aku mengeluarkan Prestasi-prestasi ku Bersama teman-temanku Ku raih kesempatan itu Hingga menjadi Kenangan-kenangan

Ayah dan ibu adalah orang yang sangat menyayangiku dengan setulus hatiB Bahkan saat aku sakit pun merekalah yang menjagaku Oh tuhan… Panjangkanlah umur orangtuaku Yang selalu memberiku kasih sayang dan perhatian kepadaku Ayah dan ibu perjuanganmu yang begitu besar takkan

Kau tidak pernah lelah Kau tidak pernah putus asa Kau tidak pernah menyerah Mencintai alam dimana kau dibesarkan Angin dan badai adalah sahabatmu Hujan dan panas adalah penolongmu Air sungai adalah kehidupan mu Alammu adalah ibumu Maka engkau menjaganya Maka

Alam nan indah dipandang Begitu sejuk memasuki jiwa Dihiasi cahaya mentari yang menyinari Diiringi alunan air yang mengalir Oh alamku… Ku sadari mengapa terjadi Terlalu cepat berubah Hutan kehilangan pohonnya Air kehilangan kejernihannya Bukit kehilangan kehijauannya Seolah manusia tidak peduli

MENGUKIR WAJAH NEGERI Daulat bangsa Indonesia merdeka Martabat luhur budaya nusantara Sumpah pemuda tiara pusaka Senjata sakti menggapai cita Seruan mulia anak bangsa Wahai pemuda pemudi nusantara Semangat isi cawan merdeka Aneka tilam ruahkan jiwa satria Tilam menyulam berbagai karya

Pemuda Untuk Perubahan Indonesiaku menangis Bahkan tercabik – cabik Dengan hebatnya penguasa sang korupsi Tak peduli rakyat menangis Kesejahteraan jadi angan – angan Keadilan hanyalah khayalan Kemerdekaan telah terjajah Yang tinggal hanyalah kebodohan Indonesiaku Indonesia kita bersama Jangan hanya tinggal

Untuk Pahlawan Negeriku Untuk negeriku… Hancur lebing tulang-belulang Berlumur tubuh sekujur tubuh Bermandi keringat penyejuk hati Kurela demi tanah airku Sangsaka merah berani Putih nan suci Melambai – lambai di tiup angin Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a Untuk pahlawan

Senyum Pahlawan Cucuran keringat di wajahmu Darah yang mengalir dalam ragamu Tak patahkan semangat juangmu Untuk meraih harapan kemerdekaan Tekadmu yang membara Dengan gagah tegap kau berdiri Tak peduli rasa sakit Demi sang bumi Pertiwi ini Namun… kini perjuanganmu itu

Jasa Pahlawan Karya: Winda Pahlawan… Dirimu bagaikan malaikat pelindung Pengorbananmu sungguh berarti bagiku Jasamu bagi negara ini sangatlah besar Kau tak kenal lelah Oh pahlawanku… Betapa malangnya nasibmu Kau rela berkorban bagi negara ini Keberanianmu akan para penjajah sungguh luar

Kota Kelahiranku Karya: Winda Melimpah Hasil alamku Rasa cinta dan bangga Akan tanah kelahiranku Kebun teh mu Terhampar indah Hasilkan secangkir kopi Temani pagiku Udaramu Sejukan hatiku Damaikan hari Hiasi perjalanan hidupku Memiliki kebun teh yang sangat luas dan indah

Sunyi, gersang, redup… Itulah diriku 12 tahun sudah mengemban ilmu, dengan rasa pilu Diriku hanya insan biasa, yang masih kaku dalam mencarimu Aku harus bangkit, bangkit dan bangkit Demi sebuah kemenangan sejati 12 tahun sudah bersama tinta hitamku, menorehkan kata

DOKTER Karya: Maharani Sujana Dokter … Sungguh mulia tugasmu Dokter yang selalu membantu pasien untuk sembuh Tuk bisa menjalani aktivitasnya Kau berpacu melawan waktu Tak peduli peluh membasahi pelipismu Tak peduli lumuran darah yang ada di genggamanmu Kau tetap optimis

Buku… Kutulis ilmu dengannya Kuceritakan sejarah bersamanya Kugapai cita-cita dengannya Tak lupa dengan iringan doa dan usaha Sebagai wujud syukurku kepada Yang Maha Esa Dengannya ku tulis cerita cinta berbau surga Agar manusia tak terjebak dalam fana Buku… Dengannya, hidup

ILMU Karya: Ella Afrilia Berilmulah.. Maka hidupmu akan berubah Berilmulah.. Maka mata yang semula hitam akan terang Banyak orang menganggur Karna putus sekolah Banyak orang pontang-panting Karena putus sekolah Tetaplah berusaha Carilah ilmu untuk masa depan Memang pendidikan bukanlah jaminan

AYAH Karya: Ella Afrilia Kerja kerasmu Tetesan keringatmu Perjuanganmu yang begitu besar Takkan bisa kubalas dengan apapun itu Ayah terima kasih Atas semua yang kau beri Ayah terima kasih Atas kerja kerasmu Perjuanganmu yang begitu besar Banting tulangmu disetiap harinya

Tersenyum aku menahan getir dan rintihan jiwa Sebab impian dan cita-cita terhenti Oleh ketidakmampuanku dan tiadanya dukungan orang tua Kusimpan mimpiku setelah lepas masa Putih Abu Perjuanganku belum berakhir Walau setitik harapan sudah kudapat Pada kota penuh cahaya ini Aku

IBU Karya: Ella Afrilia Sembilan bulan lamanya Engkau mengandungku Kau besarkan aku dengan kasih dan sayang Kau didik aku dengan kesabaran Air susumu takkan bisa ku balas Kasih dan sayangmu begitu besar Bila aku menangis Kau mampu tenangkanku Terima kasih

Lelang Pendidikan Karya: Imas Ekawati Pendidikan… Kata yang didengungkan oleh banyak kalangan Katanya Pendidikan itu tak memandang latar belakang Namun, apalah daya Itu “cuma” slogan Entah jaman yang telah berevolusi Atau sedari dulu tetap begini Pendidikan adalah hak setiap warga

SEMANGAT PELAJAR Karya: Maharani Sujana Matahari bersinar lagi Langit biru tersenyum lebar Hujan tak lagi turun Angin menghembus raga sempurna Semua mata tertuju padanya Yang memancarkan sinar kebahagiaan Dedaunan muda yang semangat Senyum dan tawa bersama Pagi hari ia pergi

Indahnya Kotaku Pesawahan yang hijau Serta gunung yang berjajar Lautan tak kalah luasnya Tempat pariwisata banyak tak kalah indahnya Luasnya perkebunan teh Hingga birunya pesisir pantai Perkebunan nanaspun tak kalah luas Yang kini dijuluki sebagai kota nanas

Pandemi Karya: Luna Agnia Matahari mulai terbit, ayam berkokok dan angin sejuk menyeruak kedalam tulang rusuk. Sinar matahari mulai menyinari kamarku yang setengah terbuka Alarmku pun bergetar Drtttt…drtttt.. drttttt…. Cklek “Nak bangun, heiii ….kamu gak sekolah?” “Hummm… Iya Bu.” (