Subangku   Sejuk segar hembusan anginnya Banyak yang bilang kota Sisingaan Dengan berbalut tatanan yang asri Ramah tamah para insannya   Indahmu slalu selalu dalam mataku Hiasi semua yang pernah kulewati Bagaikan surga tiada duanya Terus menjeratku tuk kembali  

  Sang Surya Di ufuk timur sang surya menampakkan diri Menyinari bumi  sepanjang hari Cahaya pagimu sumber kesehatan Sinar terangmu menjadi sumber kehidupan Kau anugrah Tuhan Untuk semua makhlukmu Sinarmu sumber kehidupan  para petani di desaku Menumbuhkan  Sang Dewi Sri

  Cita-Citaku   Mengenakan baju putih bersih Merawat pasien dengan kasih Mengatasi tanpa rasa risih Tanpa mengharap ucapan terima kasih   Menjadi dirimu adalah cita-citaku Dokter yang selalu siap membantu Dengan segenap kemampuanku Meski tak pernah mengenal waktu   Aku

  Gempa bumi   Engkau datang membawa getaran Membuat semua orang ketakutan Melahap dan menghancurkan bangunan Tanpa mengenal  rasa kasihan   Lihatlah apa saja yang terjadi karenamu Dengarlah suara tangisan itu Dengarkanlah suara teriakan itu Ribuan orang tergores luka karena

    Idul Fitri Sebulan sudah kita berpuasa Tak terasa kini takbir telah menggema Menguasai semua cakrawala Umat muslim pun berbahagia   Hari kemenangan tlah tiba Menghampiri kita semua Walau dengan keadaan berbeda Namun tetap beribadah pada-Nya   Tanpa berjabat

Jarum Jam   Jarum jam masih berdenting Aku terdiam tak sanggup bergeming Berdiri ataukah kembali terbaring Bagaikan kayu kering   Jarum jam masih berdenting Aku masih terdiam berbaring Meratapi nasib yang demikian menggiring Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala  pusing Jarum

  Indonesiaku Kau negeri yang indah Negeri di mana aku berpijak Sawah terbentang luas Gunung menjulang tinggi Kekayaan alam tiada batas   Tujuh puluh enam tahun sudah kau merdeka Tapi penderitaan belum usai Belenggu kemiskinan masih mendera Kita dijadikan kuli-kuli

  Pahlawanku   Engkau berperang dengan gagah, Menghalau perusak dan penjajah, Walau nyawa sebagai taruhan, Semua  tak kau pedulikan.   Agar bebas dan merdeka, Anak negeri tidak terjajah, Rela kau berikan nyawa, Bagai negeri yang tercinta.   Cita-citamu akan kulanjutkan,

Kampus Biruku Di sini aku mencari ilmu, Kucari  dengan  para guru, Di sini pula aku banyak bertemu, Dengan sahabat dan kawan-kawanku   Sekolah ini akan membuat rindu Banyak kenangan begitu syahdu Kalau ingat tentu pilu Banyak cerita yang tak kulewatkan

  Rindu Setelah malam di temani hujan berakhir, kini cahaya mentaripun mulai menyelusup ke sela sela jendela, pertanda bahwa pagi sudah datang. begitupun dengan hawa dingin pagi yang mulai menyeruak ke seisi ruanganpun kini mulai terasa . Namun sepertinya Bagas

  Pagi Sang mentari pagi menyapa Dengan kehangatanya Ku menghirup udara Yang masih segar Pagi hari bunga melambai Dengan indah Menebarkan semerbak khas Yang baru saja mekar Ber juta-juta pohon Berdiri tegak dengan tingginya Yang memberi hijaunya Alam semesta. Ciater,

Puisi Puisi.. Oh.. Puisi Tanpamu apa arti puisi Kau membuat rangkaian paragraf Dengan kosa kata yang sangat indah Puisi Bagaimana jadinya dunia ini tanpa kau Dunia kelam gelaptanpa warna Ciater, April 2021

  Malam rindu Kubuka jendela malam Hanyalah angin malam yang menyambutnya Menjamu aliran rindu Begitu sunyi  malam bertelinga Dilangit tampak bulan tersenyum ceria Yang menyinari malam Rinai gerimis bernyanyi Dan payung hatiku ini hanya untukmu. Ciater, April 2021

Bumiku Bumi… Tempatku berpijak Ku lahir dan berdiri Bumi… Terhampar  hijau dan indah Tempat aku hidup dan berlidung Serta, tempat seluruh makhluk hidup bernaung. Bumi dulu kau begitu indah Setiap hari ku menghirup udara segarmu Sekarang, asap kendaraan mewarnai langit

    Ayah Mentari  telah bersinar menyapa pagi Hari- harimu untuk pengorbanan Menngais  rezeki Mencoba awal yang baru Kau ajarkan aku arti perjuangan Untuk mencapai kesuksesan Oh.. Ayah Tanpamu aku takan bisa seperti ini Tak  bisa menggapai impianku Impian untuk

Bingung Bingung… Sungguh aku bingung Bingung mau membuat apa Dengan tugas dari sekolah Tugasku membuat sajak Ku tak tau mau buat apa Akhirnya ku termenung Menatap kertas yang kosong. Ciater, April 2021

  Sari Ater Air hangat sebagai obat Ciri khas yang di milikimu Di hamparan kaki gunung Tangkuban Perahu Tercipta  suasana yang sejuk dan indah Desa-desa di sekelilingmu Menambah indah wajahmu Keindahanmu tak terlukiskan Mengundang orang mengunjungimu Ciater, April 2021

Adikku Matahari  bersinar terang di pagi hari Cahayanya yang menyinari bumi Embun pagi menetes membasahi  bumi Hingga hawa sejuk terasa sekali Ku bahagia Ku gembira Karena adiku terlahir hari ini Tangis pertamanya Membuat gembira Terima kasih ya Robbi Atas rezeki

  Ibuku Oh.. Ibu Tak terhitung berapa banyak jasamu Sembilan bulan kau mengandungku Bersusah payah melahirkanku Mempertaruhkan nyawa Oh.. Ibu Tak kan terbalas olehku Kau yang telah membimbimbingku Hingga ku jadi anak yang berguna Bagi nusa,bangsa dan agama. Ciater, April

          Indonesiaku Tanah tumpah darahku Tempatku dilahirkan Tanah kebanggaanku Di sanalah ku di didik agar bangsa ini maju Berbagai suku bsangsa Berbagai budaya dan bahasa Bhinneka Tunggal Ika Indonesia yang ku cinta Indonesia yang ku damba Indonesia yang ku banggakan

  Sepedaku Kaulah sahabat terbaikku Hadiah ulangtahunku Dari ayah dan ibuku Denganmu aku bisa Pergi kemanapun yang kumau Akupun  tidak terlambat sekolah Oh.. Sepedaku Aku berjanji akan merawatmu Tdak akan membiarkanmu kotor Berdebu dan berkarat Ciater, 2021

Gawaiku Handphone ku Aku sudah pusing memikirkan mu Kau  yang tergeletak tak berdaya Diam dan beku Tak lagi yang bisa kau lakukan   Mungkin itu semua karena salahku Selalu memaksakmu untuk menemaniku Tak peduli panas mendera tubuhmu Oh..maafkan aku  

Taman Sekolahku Lihatlah taman yang indah Yang menghiasi halaman sekolah Yang membuat siswa begitu betah Itulah sekolahku yang sangat indah   Banyak kupu-kupu dan lebah Yang bermain riang berpindah-pindah Tempatku bersih bebas sampah Itulah sekolahku siapapun menjadi betah   Ciater, 

Sekolahku Begitu indah sekolahku Kelasnya  yang  bersih Halaman yang  rapi Warna-warni  bunga di sana sin Sekolahku Kau tempatku belajar bersama guru Tempat ku bermain bersama teman-teman Duduk bersama di tepi  taman Ciater, April 2021

Indahnya Alam Mentari  bersinar di pagi hari Sinarnya menyinari bumi Membangkitkan semangat pagi Burung-burung berkicau merdu Melihat alamku ini Membuat aku terpaku Oh… Alamku Kekagumanku sulit ku lukiskan Wahai manusia Janganlah kau rusak dan hancurkan Keindahan alam yang asri ini

CITA- CITA Kau yang sedang ku perjuangkan Demi indahnya masa depan Segala cara  kulakukan Demi cita-cita yang ku impikan Cita-cita… Tak sedikit orang yang menginginkan Tapi waktunya habis dipakai pacaran Banyak anak muda  terlena mengikuti zaman Cita-cita… Semoga anak muda

SUBANG JAWARA Di mana tempat orang-orang berbahagia Tempat menolong dengan sukarela Ditempat inilah aku dibesarkan Dengan penuh kasih sayang dan cinta \          Subang Jawara… Kota yang penuh dengan warna Penuh ceria canda dan tawa Begitu banyak

  COVID-19 Hadirmu tak kami harapkan Kau yang telah luluhlantakkan Do’a terbaik dipanjatkan Pergimu yang kami nantikan Menunggu nasib baik penuh harapan Covid-19… Hari-hari penuh dengan kekhawatiran Bekerja , belajar dan ibadah sudah dirumahkan Jutaan orang kau tewaskan Memori indah

SEKOLAHKU Kau  tempatku menuntut ilmu Dan bertemu dengan teman-temanku Tanpamu aku tak tahu Dimana aku harus menuntut ilmu Sekolahku… Kau rumah kedua bagiku Disinilah awal untuk mengejar cita-citaku Megah indah bangunan baru Sekolahku… Pagiku terasa selalu baru karenamu Saat aku

GURUKU Kau bagaikan cahaya hidupku Yang  menerangi disetiap kegelapan Kemanapun aku menuju Do’amu selalu menyertaiku Guruku… Tak pandai aku tanpamu Tak tau kemana aku harus menuju Bimbinganmu yang selalu menuntunku Guruku… Kau yang mengajariku Tentang apa artinya ilmu Karena ilmu

Umur dan Usia (Bagian 2 Tamat) Pada tulisan bagian satu tentang ringkasan dari kuliah Dhuha @ipmawaniqbal on Instagram bahwa untuk membuat umur lebih panjang dari usia adalah dengan memakmurkan hidup ini, ,melalui karya yang berarti dan amal sholeh yang tiada

Umur dan Usia (Bagian 1) Sudah tiga bulan lebih pandemi Covid 19 melanda Indonesia, akibatnya diberlakukan wfh (work from home), bekerja dan belajar dari rumah dengan segala keterbatasan yang ada. Pelatihan dan seminar pun dilakukan secara daring (online). Termasuk komunitas

  • 1
  • 2