Sejak Hari Itu
Pagi hari mulai tiba,ku lihat ayahku yang sedang memakai baju seragamnya dan akan langsung berangkat bekerja,ayahku seorang driver ojek online yang penghasilan nya tidak begitu besar,tapi ayahku tetap bekerja demi keluarganya,walaupun kondisi di luar sana sedang tidak aman yang di akibatkan virus covid 19.
“Roni bangun,udah jam 7 nih,bukannya kamu daring sekarang”ucap ibuku.
“Iya…iya bu…aku udah bangun”jawabku.
Setelah itu lalu aku beranjak dari kamarku untuk mencuci muka terlebih dahulu dan melanjutkan untuk belajar daring.Di saat aku memulai daring tapi tak satu pun ada chat masuk ke whatsappku dan setelah aku cek ternyata kuota ku habis jadi aku segera bergegas kepada ibuku untuk meminta kuota.
“Hmm…ibu aku boleh minta kuota gak?,soalnya kuotaku habis,kalau gak boleh gak papa kok aku gak usah belajar aja”ucapku.
“Oh kuota yah boleh-boleh nanti ibu belikan sekarang kamu tunggu saja di kamar dulu ya”balas ibuku.
“Iya bu”ucapku.
Setelah aku meminta kuota kepada ibuku aku tidak langsung bergegas ke kamar tapi aku,mampir sebentar ke kamar adikku yang memang berada di sebelah dapur tempat ibuku tadi.”Aduh gimana ya,uangnya tinggal 40 rb lagi untuk belanja besok tapi Roni minta kuota,kalau gak di kasih kasihan nanti gak bisa belajar,yaudah deh belikan saja kalau urusan makan aku bisa puasa kok asal anakku yang bisa makan”ucap ibuku pada dirinya sendiri.Aku pun terkejut dengan perkataannya itu dia merelakan apa saja demi kebahagiaan anaknya walaupun uang nya tidak cukup tapi dia selalu menganggap selalu ada.
“Ibu kalau tidak ada uangnya tidak usah di belikan saja,aku gak papa kok gak sekolah juga”ucapku.
“Enggak Ron ada kok nanti ibu belikan ya kamu tinggal menunggu aja”balas ibuku.
“Ibu gak usah maksain bu,apalagi bohong ibu ada uang,Roni tahu kok bu Roni juga bisa ngertiin”ucapku.
“Maafkan ibu yang Ron belum bisa kasih kamu apa-apa kayak anak yang lain,tapi izinin ibu kasih kuota ini ya gak papa kok uangnya masih cukup”ucap ibuku sambil memelukku dengan derai air mata.
“Kenapa ibu minta maaf bu,aku gak papa kok gak punya apapun yang temenku punya,yang terpenting ibu ayah dan Harun semuanya sehat dan selalu ada di samping Roni itu udah buat Roni bahagia kok bu”balasku.
“Makasih ya Roni sudah mau mengerti keadaan saat ini,kalau kuota ini nanti ibu beliin sekarang kamu ke kamar saja sambil menyiapkan bukunnya ya”ucap ibuku.
Ya sekarang mungkin begitulah kehidupanku sekarang,dulu memang cukup untuk makan dan kebutuhan lainnya,tapi sekarang cukup pun tidak,kadang masih kekurangan karena kondisi yang sedang tidak tentu yang di akibatkan virus ini,pendapatan ayahku mulai turun dan kadang tidak ada penumpang mengorder sekalipun.
Beberapa menit setelah berbincang dengan ibuku,kuota pun udah masuk dan aku pun melanjutkan belajar daring,dan saat itu sudah pukul 07.30 yang artinya aku terlambat selama 30 menit,tapi tidak ada chat satupun pula yang masuk,dan ternyata setelah aku bertanya pada temanku di chat hari ini katanya libur dahulu,disaat itu aku menyesal karena telah memakai uang belanja ibuku hanya demi kuota,sedangkan ibuku lebih membutuhkannya.
“Loh Roni kok kamu malah main sama adikmu disini ?katanya kan daring?”ucap ibuku.
“Iya bu maaf ternyata sekarang libur bu maafin Roni ya tadi udah minta kuota sama ibu tapi daringnya gak jadi”balasku.
“Yaudah gak papa nanti kuotanya irit-irit saja buat daring besok lagi ya,sekarang kamu bantuin ibu saja bersihkan rumput diluar”ucap ibuku.
“Iya bu siap”ucapku.
Setelah itu pun aku bergegas menuju halaman rumah untuk membersihkan rumput di rumahku tapi tidak lupa melakukan protokol kesehatan dengan memakai masker,ketika aku sedang membersihkan rumput tiba-tiba ada yang memanggilku,ternyata itu temanku yang sedang bersepedah.
“Hei Roni ayo kita sepedahan ke depan”ucap temanku.
“Eh tapi kan aku gak punya sepeda,sepedaku yang dulu rusak”balasku.
“Yaudah nanti kamu bareng sama aku aja naiknya”ucap temanku.
“Tapi nanti kalau sepedamu rusak bagaimana?”balasku.
“Yaelah gak bakalan rusak kok Ron tenang aja”ucap temanku.
“Oh gitu ya,yaudah aku izin ibu dulu sebentar ya”balasku.
“Iya aku tungguin Ron”ucap temanku.
Beberapa menit setelah aku meminta izin kepada ibu akhirnya ibu mengizinkan ku untuk bermain sepeda,itupun hanya diizinkan sebentar karena kondisi yang kurang baik di luar.Setelah nya aku bermain sepeda aku bergegas pulang menuju rumahku,dan ketika pulang aku disuruh ibu untuk melanjutkan mandi agar virus yang di bawa tadi di luar tidak bersarang di tubuhku.
Setelah mandi aku pun menuju ruang tengah untuk menonton tv di Channel ke sukaanku untuk menonton kartun bersama adikku,dan tiba-tiba ketika aku sedang menonton tv ayahku pulang tapi dengan raut wajah yang sedih,ketika aku sapa dia pun tidak menjawab atau menoleh pun kepadaku tidak seperti biasanya ayahku lakukan.Ketika aku menonton tv aku tidak sengaja mendengar percakapan ayah dan ibuku.
“Bu maafin ayah ya orderan sekarang sepi gak ada satupun yang masuk ke hp ayah,jadi ayah cuman bawa 10 rb itu pun dikasih sama temen ayah tadi”ucap ayahku.
“Iya kok gak papa yah,masih cukup kok”ucap ibuku.
Itu yang kedua kalinya ibuku berbohong dan bilang bahwa uangnya cukup untuk makan,padahal itu semua lakukan untukku.Setelah mendengar perbincangan itu,aku menuju ke kamarku menatap langit yang gelap yang tertutup oleh awan,aku memikirkan bagaimana aku mendapatkan uang untuk membantu keluarga,tapi di sisi lain aku masih bersekolah dan mana mungkin ada pekerjaan yang dapat menerima bocah kecil sepertiku.
“Roni sini makan dulu,kamu dari pagi belum makan kan”ucap ibuku.
“Roni sudah makan bu dengan roti tadi dan sudah kenyang jadi ibu saja yang makan sama Harun,sama ayah”balasku.
Lalu tidak ada panggilan apapun terdengar lagi,jika aku tidak berbohong ibuku tidak akan makan dari kemarin karena yang ibuku makan kemari hanya semua kentang rebus dan itu pun hanya satu buah saja kalau di pikir mana mungkin bisa membuatnya kenyang,jadi aku sesekali berbohong agar ibuku makan.
“Hei Roni kamu jangan berbohong ya!kamu belum makan kan dari tadi pagi”ucap ibuku yang tiba-tiba masuk ke kamarku.
“Eh…enggak kok bu,aku benar-benar sudah makan tadi aku di bawa ke rumahnya Tian temanku yang tadi bu”balasku.
“Bohong kamu,ayo makan meskipun sudah makan kamu harus makan lagi biar sehat”ucap ibuku.
“Eh…beneran bu aku sudah makan kok,ibu dulu saja yang makan nanti kalau aku lapar tinggal makan kentang rebus saja sudah cukup kok bu”balasku.
Seketika ibu pun pergi meninggalkanku tanpa kata apapun,dengan wajah yang sedikit sedih entah terharu.
Keesokan harinya ayahku pun mulai berangkat kerja lagi,aku pun melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu daring,dan ternyata pelajaran hari ini menggunakan LKS yang memang dari dulu aku tidak pernah membelinya,tapi kali ini berbeda dahulu tidak pernah membelinya tetapi ada teman sebangku ku yang meminjamkannya tetapi kali ini aku tidak bisa melihatnya ataupun membaca buku tersebut,ingin aku membelinya tapi aku sadar orang tua ku sedang di ambang ke susahan dan tidak memiliki uang sebanyak itu,jadi aku memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini.
Tiba-tiba ada suara motor terhenti dan ternyata itu ayahku,tapi aku ibu dan adikku heran kenapa ayahku pulang terlalu cepat biasanya ia pulang jam 5 sore ataupun jam 7 malam.
“Yah kenapa udah pulang jam segini,biasanya nanti?”ucapku.
“Oh gak papa kok,ini mah ayah mau istirahat dulu aja”balas ayah.
Setelah sedikit bertanya pada ayah,aku pun tak sengaja mendengar percakapan ayah dan ibu lagi.
“Loh ayah kok tumben pulang jam segini”ucap ibu.
“Emm…itu bu maafin ayah ya,ayah di pecat bu karena di tuduh nyuri uang,padahal ayah gak ngelakuin itu bu”balas ayahku.
“Kok bisa kejadian gitu sih yah,iya ibu percaya kok bukan ayah yang ngambil”ucap ibu.
“Sekali lagi maafin ayah ya bu ,bulan sekarang gak bisa ngasih lagi uang untuk belanja makanan sehari-hari,tapi ayah janji kok akan berusaha nyari pekerjaan lagi”ucap ayahku.
“Iya yah,ini mungkin cobaan dari Allah untuk kita,semoga nanti ada jalannya”balas ibuku.
Tak di sangka ternyata ayahku di pecat karena di fitnah orang,hari itu adalah hari yang akan selalu ku ingat sepanjang hidup ini,andai aku bisa melewati hari ini dan melanjutkan ke hari sebelumnya,pasti kehidupanku baik-baik saja jika memang sudah takdirnya.
Pagi harinya ayahku pergi seperti biasa untuk bekerja,tapi tidak dengan seragamnya,kata ibu ayahku akan mencari pekerjaan yang baru,setelah beberapa jam ayah pergi,tiba-tiba ayah pulang dengan terburu-buru entah masalah apa lagi yang akan segera keluarga ini hadapi,dan tak di sangka ayah langsung memeluk ibuku.
“Assalamualaikum bu,alhamdulillah ayah dapat uang dan ayah boleh balik lagi ke pekerjaan ayah yang dulu”ucap ayah sambil terharu.
“waalaikumussalam,wah alhamdulillah kalau begitu yah,gimana ceritanya yah bisa gitu?emang pencuri nya sudah tertangkap?”balas ibuku.
“Jadi gini bu,tadi kan ayah ke depan nyari kerja nah terus bos ayah datang ngehampiri ayah dan bilang,selamat kamu berhasil melewati rintangan katanya,kemari saya menuduhmu untuk mengujimu dan kamu sabar dan menerima semuanya saya salut padamu,kamu saya angkat menjadi kepala ojek online ,nanti semua kehadiran kamu yang atur,karena saya akan berangkat keluar kota jadi saya percayakan padamu,karena kamu selalu hadir kerja”ucap ayahku yang sedang menceritakan kejadian tadi.
“Ya Allah bersyukur banget hari ini,jadi ini rencana Allah rencana terbaik yang Allah beri pada kita,alhamdulillah ya ayah”balas ibuku.
“Wah alhamdulillah kalau gitu bu,aku seneng banget ternyata ada kejadian manis di balik kejadian yang pahit”ucapku.
“Iya alhamdulillah na,doa mu terkabul nanti ibu besok belikan kamu LKS ya”balas ibuku.
“Loh kok ibu tahu sih?”ucapku.
“Ya tahu lah,ibu di telepon gurumu katanya kamu gak masuk kelas karena gak punya LKS,gurumu juga tahu dari temanmu”balas ibuku.
“Oh gitu ya bu,tadinya aku mau bilang aku butuh LKS tapi aku tahu ibu gak punya uang jadi aku gak bilang”ucapku.
“Ya sudah lupakan saja nanti ibu besok belikan ya”balas ibu.
Ternyata aku sadar di balik peristiwa suram ada peristiwa yang indah.