Piala untuk Sahabat_Laeli Nurwasilah 9 G_SMPN 1 Cibogo

WhatsApp-Image-2021-04-04-at-20.55.46-10.jpeg

                                                                        Piala Untuk Sahabat

   Sudah 2 tahun kami berteman, dari kelas 7 SMP sampai kelas 3 ini kami selalu bersama,selama ini banyak yang telah kami lewati mulai dari kebahagiaan,kesedihan dan luka terdalam,dan seseorang itu bernama Arum Widyasari. Dia adalah sahabatku dari aku kelas 7 dia juga yang selalu ada ketika aku dijauhi semua teman sekelasku,aku dibenci,diremehkan serta dibully,entah mengapa mereka selalu membenciku.

Waktu pun berlalu dan sekarang saatnya aku berangkat sekolah yaitu tepatnya pukul 07.00 karena jam masuk di sekolahku sekitar jam 08.00. a

Aku sengaja datang lebih awal untuk merapihkan kelasku karena hari ini jadwal piketku,tapi tidak seperti orang lain lakukan bersama temannya yang biasanya piket dilakukan dengan bersama tapi aku hanya sendirian.

“Hei…Fahri!,udah datang aja kamu”ucap Arum.

“Eh Arum kok tumben datang pagi-pagi?”tanyaku

“Sengajakan mau bantuin kamu piket”balas Arum.

“Udah gausah repot-repot Rum nanti ketahuan Naomi loh kamu bantuin aku,nanti kan kamu juga yang kena marah”ucapku.

“Gak papa kamu tuh Fahri sama sahabat sendiri kok sungkan-sungkan sih,gak usah takut sama dia,dia juga makan nasi kok kayak kita”balas Arum.

“Emm…bener juga kamu Rum,tapi kalau kamu ikut di bully juga gimana”ucapku.

“Udah santai aja Ri,kalau dia ngebully aku gak papa kok nanti kan kamu ada temennya”balas Arum.

“Emm…yaudah makasih ya Rum udah selalu ada,makasih juga mau berteman sama orang yang culun kayak aku”ucapku.

“Yaelah santai aja sih,iya sama-sama”balas Arum.

Ya Arum emang orangnya baik banget,apalagi kalau udah kenal lama,bahkan dia rela ngorbanin apapun demi temannya sendiri.

Setelah sedikit berbincang kami melanjutkan untuk membersihkan ruang kelas,dan tiba-tiba terdengar suara dorongan pintu yang sangat keras”brak…”

“Heh…Arum beraninya ya kamu ngebantuin teman kamu yang culun itu,kamu mau juga aku bully hah!”ucap Naomi yang baru datang.

“Hei apa-apaan kamu Naomi ngelarang-ngelarang orang seenaknya ya terserah aku lah,silahkan kalau mau bully aku juga,aku gak takut kok,lagian kalau berteman itu sama siapa saja bukan pilih-pilih!”balas Arum.

“Oalah bocah tengil ini udah berani ya lawan gue,gue bilangin lu ke kak Sari”Ucap Naomi.

Setelah Naomi dan Arum saling berdebat,tiba-tiba datanglah kak Sari kakak kelas yang terkenal famous dan galak,dia juga termasuk ketua geng dari Naomi,dan juga anggota osis.

“Hei…hei…kalian ngapain sih pagi-pagi gini udah pada ribut,kalau mau debat pergi kelapangan sekalian sambil debat pemilihan gubernur”ucap kak Sari.

“Eh kak Sari,iya nih dia yang pertama nyari gara-gara sok ngebantuin anak culun itu dia”ucap Naomi.

“Bohong kak dia yang duluan cari gara-gara pake nendang pintu segala lagi,sama ngelarang orang bantuin yang lagi piket,padahal kan piket harus dikerjain sama-sama”ucap Arum.

“Oh jadi gitu ya ceritanya,eh sini kamu Naomi,kita ini buat geng bukan untuk membully ya tapi untuk membela orang yang dibully,kita justru harus membantu mereka yang kesusahan bukannya bikin susah,niatnya kita membuat geng kan hanya untuk mengetahui yang salah dengan berpura-pura buat geng ,eh ternyata anggota osis dan geng itu sendiri yang membully nya,jadi sekarang kamu jangan sekali lagi membully dia lagi ya,ayok minta maaf”ucap kak Sari.

“Iya kak baik,maafin aku ya aku hilap kak”ucap Naomi.

“Minta maaf itu ke Fahri sama Arum bukan sama aku”ucap kak Sari.

“Iya kak,emm…maafin aku ya Fahri Arum aku hilap,tapi aku janji gak akan ulangin lagi kok”ucap Naomi.

“Emm…gimana ya maafin atau enggak nih,eh tapi sesama manusia harus memaafkan,iya deh aku maafin,tapi kamu harus janji gak akan ngulangin lagi ya cukup Fahri aja korban terakhir yang kamu bully”ucap Arum.

“Iya Rum aku kapok,aku janji kok,Emm…gimana sama Fahri apa kamu maafin aku juga Ri?”ucap Naomi.

“Iya Naomi aku maafin kok”ucapku.

Dan akhirnya kami pun saling bermaaf-maafan dan sejak hari itu kehidupanku mulai menjadi tenang sejak tidak ada yang membully lagi,aku sekarang mempunyai banyak teman dan tidak ada lagi yang menghina dan merendahkanku.Seminggu pun berlalu kami akan melaksanakan ujian praktek menyanyi secara berkelompok.

“Fahri aku boleh ga sekelompok sama kamu”ucap Naomi.

“Oh boleh kok ayok,tapi Arum sama Tezha juga ikut di kelompok ini katanya gak papa kan?”ucapku.

“Ya gak papa lah,yaudah nanti kita kerja kelompok dimana Ri?,gimana kalau di rumahku saja,soalnya ada tempat karaoke juga”ucap Naomi.

“Oh gitu ya,boleh juga nanti nanya dulu ke yang lain aja deh”ucapku.

“Aku setuju kok”ucap Arum dan Tezha.

“Yaudah nanti pulang sekolah ya kerja kelompoknya”ucap Naomi.

Waktu pun berlalu dan saatnya bel pulang sekolah pun berbunyi,kelompok kami mulai berkumpul dan berbincang untuk latihan menyanyi di rumah Naomi.Sesampainya kami di rumah Naomi,kami di persilahkan masuk oleh seorang security yang menjaga rumah Naomi,dalam seketika kami pun terdiam karena begitu megah dan bagusnya rumah Naomi,tapi Naomi sama sekali tidak pernah menunjukan kekayaannya meski dia sering membully diriku.

Ketika kita masuk,kita di sambut oleh seorang Remaja cantik dia bernama Lia dan ibu Naomi tetapi ada yang berbeda dari Lia ternyata dia memiliki keterbatasan fisik karena sering dibully temannya,itupun kami tahu dari temannya Naomi.

“Oh iya ini kak Lia dia kakakku kami cuman berbeda 2 tahun”ucap Naomi.

“Oh ini ya yang waktu di ceritakan Kanaya”ucap Arum.

“Emang Kanaya cerita apa Rum?”ucap Naomi.

“Emm…kata Kanaya kakakmu keterbatasan fisik gitu ya karena di bully”ucap Arum.

“Ish…Rum kamu gak boleh gitu,gak sopan”ucapku.

“Kan dia yang nanya Ri jadi aku ceritain lah”ucap Arum.

“Eh udah,gak papa kok,iya kakakku keterbatasan fisik benar yang di katakan Kanaya kepada kalian”ucap Naomi.

“Yaudah yuk kita mulai aja latihan vokal nya nanti biar cepat fasih nyanyi nya”ucap Tezha.

“Oh iya,mari masuk ini ruang karaokenya”ucap Naomi.

Lalu kita melanjutkan untuk latihan vokal dan dilanjutkan mengatur nada suara agar nanti ketika di tes oleh guru vokal tidak sumbang.Kami rencananya ingin menyanyikan lagu Laskar Pelangi,karena menurut kami lagu itu memiliki arti lagu yang memotivasi,lalu tiba-tiba ketika kami latihan Naomi pun berbicara.

“Emm…kalau aku boleh cerita,aku mau ceritain cerita kakakku yang tadi,maaf ya nunda latihan,sambil istirahat dulu nanti aku bawain kalian minum”ucap Naomi.

“Eh..gausah repot-repot Naomi”ucap Arum dan ucapku.

“gak papa,tuh keliatan muka Tezha kehausan jadi aku bawain ya sebentar”ucap Naomi.

Setelah itu Naomi membawakan kami minuman dan dilanjutkan cerita tentang kakaknya yang tadi,yang seperti Kanaya ceritakan kepada kami.

“Naomi maaf menyela pembicaraan,mau nanya aku tapi kenapa kamu membully Fahri dulu jika awalnya kamu sudah tahu dari kakakmu rasanya dibully”ucap Tezha.

“Aku waktu itu mempunyai dendam yang besar pada seorang pembully,tapi entah kenapa ada yang mendorong diriku untuk menjadi pembully agar membalaskan dendam kakakku,dan saat itu aku benar-benar tidak sadar apa yang aku lakukan kepada Fahri,dan sekali lagi aku minta maaf ya teman-teman”ucap Naomi.

“Iya gak papa Naomi,aku udah maafin kamu kok jadi lupain aja”ucapku.

Lalu setelah istirahat kami melanjutkan latihan bernyanyi kembali.Waktu pun berlalu dan akhirnya kami akan pulang karena jam sudah menunjukan pukul 17.30 yang sebentar lagi akan adzan maghrib,kami pun berpamitan pada ibu Naomi kakaknya serta Naomi,lalu ketika Naomi mengatar kami kedepan gerbang ia mengatakan”Fahri suaramu bagus juga ya,nanti disekolah ada lomba loh kamu ikut aja”ucap Naomi.”Hehe…makasih Naomi,iya nanti aku pikir-pikir dulu”ucapku.

Setelah itu kami bertiga pulang dengan menggunakan angkot,yang saat itu adalah angkot terakhir.Karena biasanya angkot di daerahku sudah tidak ada ketika jam mulai menunjukan pukul 17.00 maksudnya bukan tidak ada tetapi sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

“Akhirnya dapat angkot juga,kita beruntung nih jam segini dapet angkot biasanya sih jarang-jarang ada angkot jam segini”ucap Arum.

“Iya bener kamu Rum suka jarang”ucapku.

“Eh temen-temen aku duluan yah”ucap Tezha.

“Oh iya,hati-hati di jalannya ya”ucap kami.

“Oke siap,jangan lupa besok sekolah ulangan praktek nyanyi”ucap Tezha.

Setelah sedikit berbincang akhirnya Tezha pun turun untuk menuju rumahnya,dan setelah beberapa menit Tezha turun kami berdua pun juga turun,karena Arum sekampung denganku tapi berbeda RT dan RW.

Keesokan harinya aku seperti biasa sudah sampai disekolah terlebih dahulu.Waktu pun berlalu dengan cepat akhirnya kami selesai ujian praktek bernyanyi,kelompok kami dipuji banyak orang karena suaranya yang indah,lalu ibu guru pun memanggilku.

“Fahri sini dulu nak,apa kamu besok mau ikut lomba bernyanyi?,suara kamu bagus soalnya”ucap ibu guru.

“Iya bu Fahri mau,tapi apakah waktunya tidak terlalu cepat bu untuk latihan?”ucapku

“Tidak usah latihan Fahri kamu nyanyikan yang tadi saja ya,semangat semoga kamu juara”ucap bu guru.

Beberapa menit setelah ujian praktek bel pulang pun berbunyi lalu aku pun bergegas untuk membereskan tas ku dan berdoa bersama.

Setelah pulang sekolah aku bergegas menuju rumah untuk memberitahu bahwa besok aku akan melaksanakan lomba,tapi ketika aku pulang ke rumah ternyata ibuku sedang sakit,disitu perasaanku campur aduk antara merawat ibuku atau latihan bernyanyi,tetapi ibuku bilang”lanjutkan Ri kamu latihan saja nanti ada bapak yang merawat ibu”ucap ibuku.Aku terkejut ternyata ibuku sudah mengetahui bahwa aku akan lomba.Aku bersikeras latihan agar aku menjadi kebanggaan orang tua.Keesokkan hari nya aku bergegas mandi dan ketika aku melihat ke ruang tamu aku melihat seorang yang telah dibalut kain kafan tergeletak di ruang tamu,setelah ku dekati ternyata itu ibuku,di hari itu perasaanku tidak karuan yang kupikirkan hanya ibuku, tentang lomba itu aku tidak peduli lagi. Setelah beberapa jam ibuku dikuburkan tiba-tiba datanglah ibu Arum ke rumah dengan Arum sambil membawa piala.

“Nak Fahri ini piala untukmu,Arum menggantikanmu lomba dan Alhamdulillah Arum juara satu,ibu turut berduka cita ya nak Fahri”ucap ibu Arum.

“Ya Allah makasih ya Rum,makasih banget,aku gak bisa berkata apa-apa lagi”ucapku sambil menangis dan terharu.

“Iya Ri sama-sama kamu kan sahabatku,pasti ibumu bangga padamu Ri,aku turut berduka cita ya,kamu yang sabar dan tetap semangat berkarya aku akan ada kok kalau kamu butuh teman curhat,piala ini aku kasih untuk kamu Ri dan sebagai hadiah untuk ibumu.

(Visited 20 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan