Kebiasaan Baru_Anggun Siti Fadilah 9G_SMPN 1 Cibogo

WhatsApp-Image-2020-11-24-at-13.48.59.jpeg

Kebiasaan baru

Hujan turun begitu deras, aku sedang mengerjakan tugas di kamar sambil menikmati segelas susu hangat. Namaku Indy, aku sangat menyukai suasana hujan. Aku tinggal berempat dalam satu rumah. Hanya ada orang tuaku, aku, dan kakakku.

Tadi siang aku menonton berita tentang virus yang lahir di China, aku tidak tau sebabnya apa, akan tetapi berita itu belum menyebar dengan luas. Masih aman saja, hanya satu orang yang terjangkit virus itu dan meninggal.

Aku belum mengenal lebih dalam tentang virus itu, yang kutahu virus itu namanya Corona dan disebut Covid-19 karena muncul di bulan Desember 2019. Virus itu ternyata mulai menyebar di China, program baru mulai terbit, untung saja virus itu tidak menyebar ke Indonesia, semoga saja tidak.

Karena lelah, aku jeda sejenak dan meminum seteguk susu. Aku melihat ke jendela, hujan masih sangat deras, tanganku menyentuh kaca jendela rasanya dingin sekali. Aku fokus melihat pemandangan hujan diluar, tiba-tiba aku terkejut dengan suara seseorang, segera aku melihat ke arah timbulnya suara.

“Dek? Belum tidur?”

Itu kakakku, namanya Reza, hanya beda dua tahun denganku, kak Reza kelas dua belas, dan aku kelas sepuluh, kak Reza juga ketua oasis, kita satu sekolah.

“Belum kak, masih belum selesai.” Jawabku seadanya.

“Udah malam loh, tidur sana.” Suruhnya, lalu Kak Reza ikut duduk bersamaku.

Aku melihat jam dinding, ternyata sekarang sudah pukul sembilan malam. Tak terasa waktu seperti sangat cepat. Aku hanya tersenyum pada kak Reza.

“Sedikit lagi kok” Kata ku.

“Sudah, tidur saja, nanti kakak yang kerjain, kamu gak boleh begadang nanti disekolah mengantuk gimana hm? Sini coba liat tugasnya” kak Reza merebut buku yang ku pegang. Aku hanya diam saja.

“Gampang ini! Sini kakak yang isi.” Katanya, lalu mengambil bolpoin dan mengerjakan soal dibuku itu.

Kebiasaan, kak Reza selalu saja begitu, jika semua tugasku dia yang kerjakan, lalu bagaimana jika nanti aku tidak bisa dan tak mengerti pelajarannya. Aku hanya menghela nafas saja, biarkanlah nanti akan kupelajari lagi agar mengerti. Jujur, tulisan kak Reza terlihat bagus dan rapi, beda sekali dengan tulisanku.

Tak lama kak Reza selesai mengerjakan soal itu. Ia mengembalikan buku itu padaku. Aku melihat jawabannya, semuanya telah terisi, setelah ku periksa lagi ternyata benar jawabannya sama seperti yang tertera di materi buku paket. Aku tersenyum lalu berkata

“Terimakasih kak! Kakak memang paling terbaik deh!.”

“Iya, sudah tidur sana. Malam adikku” Ucap kak Reza lalu pergi dari kamarku.

Langsung saja aku membereskan semua buku dan menyiapkan pelajaran besok. Setelah selesai aku mematikan lampu lalu tidur.

Hari sudah pagi, aku sedang sarapan sekarang. Sambil menonton televisi dan lagi lagi sebuah berita menyajikan kabar tentang virus itu. Ternyata Covid-19 sudah menyebar ke berbagai negara, semua orang memakai masker untuk beraktivitas di luar. Aku cukup terkejut, aku harap Indonesia tidak terkena wabah Virus itu.

Sampai sekolah, aku mengobrol bersama teman sambil menunggu bel masuk berbunyi.

“Takut banget gak sih? Virusnya ganas banget, moga aja deh Indonesia enggak kena wabah Virus Corona ini” Ujar Seli.

“Aamiin, aku gak mau harus pake masker ke mana-mana” Kata ku.

“Iya, pasti engap banget” Kata Desi.

“Tapi ya kalo misalnya memang harus kena, gimana lagi, kita harus patuh aja sama aturan, tapi untuk sekarang harus hati-hati, dan jaga kesehatan.” Kata Seli.

“Iya” kataku dan Desi berbarengan.

Kami mengobrol biasa hingga tak terasa bel masuk berbunyi, tak lama guru pun datang untuk memulai pelajaran.

Sekarang waktunya untuk pulang sekolah, aku pulang bersama kak Reza. Aku meminta untuk diantar ke toko buku.

“Kak aku mau beli buku dulu, boleh ya?” tanyaku.

“Boleh, kakak juga mau beli buku novel, sekalian” jawab kak Reza.

“Oke, oh iya, kak nanti bantuin aku buat kerajinan ya?” Pintaku.

“Kerajinan apa?” Tanya kak Reza.

“Buat kerajinan aja dari buku tapi ada gambarnya gitu, nanti aku tunjukan ke kakak contohnya” Jelasku.

“Iya iya”

Sampai di toko buku, kami membeli buku yang diperlukan. Setelah itu kami langsung pulang, takut hujan kembali turun, dan benar saja, ketika di jalan pulang hujan gerimis turun, beruntung rumah sudah tak jauh lagi. Sampai dirumah, hujan turun semakin deras. Aku lari menuju kamar untuk segera membersihkan diri.

Pukul delapan malam, aku menghampiri kak Reza ke kamarnya, ku intip di celah pintu kak Reza hanya sedang memainkan gitar di atas kasur. Aku mengetuk pintu, kak Reza menengok ke arah pintu lalu tersenyum.

“Masuk!” Serunya. Aku pun melangkah masuk ke kamarnya.

“Kak bantuin ya?” pintaku.

“Iya sini” kak Reza menyimpan gitarnya, lalu mengambil bahan dan alat yang kubawa ditanganku.

Kak Reza memang sangat baik, dia selalu ada dalam kondisi apapun. Kami mulai membuat kerajinan sesuai contoh gambar. Jujur, lebih banyak kak Reza yang mengerjakan dibanding aku, aku malah banyak melihat dan memperhatikan.

Tahun berlalu, Virus Corona mulai menyebar ke Indonesia pada bulan Maret. Akibatnya semua diliburkan dua minggu, aku berharap cukup segitu dan tidak lebih. Selama libur aku hanya diam dirumah, aku tidak berani keluar karena aku takut.

Dua minggu berlalu, karena Covid-19 semakin menyebar ke berbagai daerah, libur diperpanjang. Ini memang membosankan tetapi tidak apa asalkan virus itu hilang. Salah dugaan, virus itu semakin mewabah, hampir satu bulan libur, tetapi pemerintah memutuskan untuk melaksanakan kegiatan Daring atau secara online.

Protokol kesehatan semakin ketat. Kebiasaan baru seperti memakai masker, berjaga jarak, selalu mencuci tangan, serta diam dirumah mulai dilakukan masyarakat.

Virus corona menyerang saluran pernafasan, bisa masuk lewat mulut, atau hidung. Akibatnya yang terjangkit virus ini akan mengalami sakit tenggorokan terlebih dahulu hingga berhari-hari lalu akan merasakan sesak nafas. Virus Corona bisa menyebar melalui bersin atau bersentuhan dengan orang yang terpapar virus.

Sudah enam bulan virus corona masih menyebar. Banyak pasien yang sedang ditangani oleh rumah sakit, bahkan ada yang meninggal karena terpapar virus Corona. Tahun 2020 semuanya berduka atas penyebaran virus corona.

Aku sedang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas. Aku memakai masker dan tidak bergerombol.

“Kalian jaga kesehatan ya!” Seru Seli.

“Berdoa agar virus Corona ini hilang dan kita kembali beraktivitas secara normal” Lanjut Seli.

“Iya, kita harus berusaha menjaga agar penyebaran terhambat” Dela menambahkan.

“Sudah ya, sekarang langsung pulang, jangan ke mana-mana lagi, sampai ketemu nanti!” Ujar Seli.

Kami pun segera pulang setelah mengumpulkan dan mengobrol sebentar untuk sedikit mengobati rasa rindu karena lama tak bertemu.

Dirumah aku menonton berita lagi, pasien yang terjangkit virus itu semakin bertambah. Aku sedih mendengarnya. Seluruh negara sedang sakit sekarang. Para dokter bekerja keras melawan virus dan menyembuhkan pasien.

“Ma, gimana kalo corona ini belum hilang tahun depan?” Tanyaku pada mama.

“Tenang saja, semua sedang berusaha untuk melawan virus ini. Kita juga harus selalu melakukan protokol kesehatan, sering berolahraga, berjemur setiap pagi ya” Jawab mama.

“Aku selalu berdoa kok ma” Kataku.

“Iya, bantu para dokter yang berjuang, jangan menyepelekan virus ini, karena jika terjangkit itu akan melibatkan dua kemungkinan antara sembuh atau berakhir meninggal” Jelas mamaku.

“Aku takut ma” kataku jujur.

“Jangan takut, jika kamu takut kamu akan sedih, bisa-bisa imunitas tubuh kamu menurun dan virus corona bisa masuk ke dalam tubuh kamu dengan mudah, jadi jangan pernah takut ya.” Kata mama.

“Iya ma”

Virus Corona atau Covid-19 belum mereda, pasien selalu bertambah. Kebanyakan pasien yang terjangkit adalah pasien yang menganggap sepele wabah ini, sehingga lalai pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Untuk mengurangi pasien yang terpapar, semua orang selalu diingatkan untuk mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. Jika tidak penting lebih baik diam dirumah saja. Virus corona sangat ganas. Para dokter dan perawat berjuang untuk menyembuhkan pasien dan melawan wabah ini.

Maka dari itu, selalu jaga kesehatan, jangan lupakan protokol kesehatan, berdoa agar wabah virus corona ini menghilang dari bumi agar semua kembali tersenyum dengan kegiatan yang kembali normal. Sekarang lakukan saja kebiasaan baru ini. Jangan biarkan virus Corona mematahkan semangat kalian.

 

(Visited 5 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan